Home
  • Kumpulan Makalah
  • Kumpulan Chord Gitar
  • Tips Dan Trik
  • About
  • Kontak
  • Disclaimer

Tampat Balajar Qomiu

Home » Posts filed under Industrial Engineering
Showing posts with label Industrial Engineering. Show all posts

Monday, August 26, 2019




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelatihan SDM menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi, karena penempatan karyawan secara langsung dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Karyawan baru sering sering merasa tidak pasti tentang peranan dan tanggung jawab mereka. Permintaan pekerjaan dan kapasitas karyawan haruslah seimbang melalui program orietasi dan pelatihan, keduanya sangat dibutuhkan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekrja lebih menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat kedepan Sekali para karyawan telah dilatih dan telah menguasai pekerjaannya, mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk menyiapkan tanggung jawab mereka di masa depan Salah satu fungsi manajemen surmberdaya manusia adalah training and development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja pendidikan yang bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan pengembangan. Hal ini sebagal upaya untuk mempersiapkan para tenaga kerja pendidikan untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum menguasainya. Management thought yang dikernukakan Taylor, bahwa tenaga kerja membutuhkan latihan kerja yang tepat. Teori ini sangat tepat untuk rnenghindari kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggungjawab bekerja, sehingga dalam menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efIsien sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam instansi pendidikan biasanya para tenaga kerja yang akan menduduki jabatan baru yang tidak didukung dengan pendidikannya atau belum mampu melaksanakan tugasnya, biasanya upaya yang ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan karir. Melalui pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan mampu mengerjakan, meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya.




2.1 Pengertian Pelatihan
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga kera.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
 (Gomes:2003:197) Mengemukakan pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya.
Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini ( current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.
Hal serupa dikemukakan (Hadari:2005:208). Pelatihan adaah program- program untuk memperbaiki kernampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok dan/atau berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi atau perusahaan. Sedangkan pengembangan karir adalah usaha yang diakukan secara formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja. Dan pengertian ini menunjukkan bahwa fokus pengernbangan karir adalah peningkatan kemampuan mental tenaga kerja.
2.2 Tujuan Pelatihan
Tujuan dari pelatihan dan pengembangan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Meningkatkan Produktivitas
Pelatihan dan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan prestasi karyawan baru ataupun lama. Dengan prestasi yang baik maka produktivitas suatu perusahaan akan meningkat.
2. Meningkatkan Mutu
Setiap organisasi yang selalu ingin maju, akan melibatkan anggota untuk meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya setiap organisasi harus memiliki peningkatan pegawai. Dimana pegawai yang lebih terampil akan meningkatkan mutu perusahaan.
3.  Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia
Pelatihan yang tepat dapat membantu perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya akan tenaga kerja dengan keterampilan tertentu dimasa yang akan datang. Jika suatu saat keterampilan itu diperlukan maka lowongan yang ada dapat diisi oleh tenaga kerja dari dalam perusahaan itu sendiri
4. Meningkatkan Semangat Kerja
Suatu perusahaan yang mimiliki program-program yang tepat akan meningkatkan semangat dalam bekerja dan membentuk suatu iklim positif. Salah satu program yang dimaksud adalah program pelatihan dan pengembangan.
5. Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik
Seorang tenaga kerja biasa ataupun seorang manajer tentu saja membutuhkan sebuah pendidikan dan pelatihan yang mereka anggap sebagai tanda balas jasa dari perusahaan terhadap kinerja mereka. Tak hanya itu, mereka juga membutuhkan pendidikan atau pelatihan yang membuat pengetahuan dan keterampilan mereka bertambah. Perusahaan juga banyak menarik individu yang dinilai berpotensi baik.
6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
Pelatihan yang tepat membantu mengurangi resiko kecelakaan dalam bekerja. Dengan demikian, tercipta suatu lingkungan kerja yang aman dan para pekerja yang memiliki mental stabil.
7. Pelatihan dan pengembangan dapt memainkan peran ganda
Dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektivitas organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhzn pribadi bagi semua karyawan.
8. Membantu memecahkan masalah operasional
Para manajer harus mencapai semua tujuan perusahaan dengan kelangkaan dan kelimpahan sumber daya.
9. Mengorientasikan karyawan pada organisasi
Beberapa penyelenggara orientasi menggunakan alasan ini untuk melakukan upaya bersama dengan tujuan, mengorientasikan para karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja secara benar.
2.3 Manfaat Pelatihan
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan pengembangan (Simamora:2006:278) adalah:
1.    Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.
2.    Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima.
3.    Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
4.    Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
5.    Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
6.    Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat di atas membantu baik individu maupun organisasi. Program pelatihan yang efektif adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan sering dianggap sebagai penyembuh penyakit organisasional. Apabila produktivitas tenaga kerja menurun banyak manejer berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan. Program pelatihan tidak mengobati semua masalah organisasional, meskipun tentu saja program itu berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya program dijalankan secara benar..
2.4 Jenis Pelatihan dan Pengembangan
Terdapa banyak pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan.
2.4.1 Pelatihan Keahlian.
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian
2.4.2 Pelatihan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet 2.2.3 Pelatihan Lintas Fungsional. Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
2.4.4 Pelatihan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
2.4.5 Pelatihan Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
2.5 Tahapan Pelatihan dan Pengembangan
Dalam tahapan ini menurut (Gomes:2003:204) terdapat paling kurang tiga tahapan utama dalam pelatihan dan pengembangan, yakni: penentuan kebutuhan pelatihan, desain program pelatihan, evaluasi program pelatihan.
1. Penentuan kebutuhan pelatihan (assessing training needs)
Penentuan kebutuhan pelatihan Adalah lebih sulit untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para pekerja yang ada daripada mengorientasikan para pegawai yang baru. Dari satu segi keduaduanya sama. Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan atau/menentukan apakah perlu atau tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut.
2. Mendesain program pelatihan (desaigning a training program)
Sehenarnya persoalan performansi bisa disiatasi melalui perubahan dalam system feedback, seleksi atau imbalan, dan juga melalui pelatihan. Atau akan Iebih mudah dengan melakukan pemecatan terhadap pegawai selama masa percobaannya. Jika pelatihan merupakan Solusi terbaik maka para manajer atau supervisor harus memutuskan program pelatihan yang tepat yang bagaimana yang harus dijalankan.
3. Evaluasi efektifitas program (evaluating training program effectivenees)
Supaya efektif, pelatihan haru merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan organisasi, yakni bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan keterampilan. Untuk meningkatkan usaha belajarnya,para pekerja harus menyadari perlunya perolheanb informasi baru atau mempelajari keterampilan-keterampilan baru, dan keinginan untuk belajar harus dipertahankan. Apa saja standar kinerja yang telah ditetapkan, sang pegawai tidak harus dikecewakan oleh pelatih yang menuntut terlalu banyak atau terlalau sedikit. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menguji apakah pelatihan tersebut efektif di dalam mencapai sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan. Ini menghendaki identifikasi dan pengembangan criteria tertentu.
2.6 Teknik-teknik Pelatihan dan Pengembangan
Program-program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk meningkatkan perestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategor pokok program pelatihan dan pengembangan manajemen. (Decenzo&Robbins:1999:230)
1. Metode praktis (on the job training)
2. Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training)
Masing-masing kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap konsep atau pengetahuan dan/atau keterampilan utama yang berbeda. Dalam pemilihan teknik tertentu untuk dugunakan pada program pelatihan dan pengembangan, ada beberapa trade offs. Ini berarti tidak ada satu teknik yang selalu baik: metode tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut:
1. Efektivitas biaya.
2. Isi program yang dikehendaki
3. Kelayakan fasilitas-fasilitas
4. Preferensi dan kemampuan peserta
5. Preferensi dan kemampuan instruktur atau pelatih
6. Prinsip-prinsip belajar 
Teknik-teknik on the job merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan sepervise langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). Berbagai macam teknik ini yang bisa digunakan dalam praktek adalah sebagai berikut:
1. Rotasi jabatan
2. Latihan instruksi pekerjaan
3. Magang (apprenticeships)
4. Coaching
5. Penugasan sementara
Teknik-teknik off the job, dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima representasi tiruan (articial) suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan sebenarnya. Dan tujuan utama teknik presentrasi (penyajian) informasi adalah untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau keterampilan kepada para peserta. Metode yang bisa digunakan adalah:
1. Metode studi kasus
2. Kuliah
3. Studi sendiri
4. Program computer
5. Komperensi 
6. Presentasi
Implementasi program pelatihan dan pengembangan berfungsi sebagai proses transformasi. Pata tenaga kerja (karyawan) yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan-karyawan yang berkemampuan dan berkulitas dalam bekerja, sehingga dapat diberikan tanggungjawab lebih besar
2.7 Kelemahan Pelatihan
Beberapa kelemahan pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah program peltihan.Suatu pemahaman terdahap masalah potensial ini harus dijelaskan selama pelatihan pata trainer. (Simamora:2006:282). Kelemahan-kelemahan meliputi:
a.    Pelatihan dianggap sebagai obat untuk semua penyakit organisasional.
b.    Partisipan tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen mereka.
c.    Sebuah teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam semua situasi, dengan keberhasilan yang sama.
d.   Kinerja partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali kepekerjaannya.
e.    Informasi biaya-manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan tidak dikumpulkan.
f.     Ketidakadaan atau kurangnya dukungan manajemen.
g.    Peran utama penyelia/atasan tidak diakui.
h.    Pelatihan bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan kinerja yang dapat diveifikasi.
i.      Sedikit atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.


BAB III
3.1 Kesimpulan
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan tenaga kerja dapat memperoleh dan mempejari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang inidividu.
Dalam pelatihan terdapat tiga tahapan penting yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi atau instansi. Pertama tahapan penilaian. Kedua tahapan pelatihan dan pengembangan. Ketiga tahapan evaluasi.
3.2 Saran
Pelatihan bukanlah solusi utama yang dapat menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau sebuah instansi. Tetapi mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan benar. Dan tujuan pelatihan dan pengembangan adalah untuk merubah sikap, perilaku, pengalaman dan performansi kinerja.
Qomiu August 26, 2019 CB Blogger Indonesia
Makalah Pelatihan (Teknik Industri)

Makalah Pelatihan (Teknik Industri)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelatihan SDM menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi, karena penempatan karyawan secara lang...
Oleh Qomiu - August 26, 2019 2 comments
Label: Industrial Engineering, makalah, pelatihan, psikologi industri, Teknik Industri

Sunday, June 23, 2019


Download PDF Makalah Good Manufacturing Practices Disini..!!! Disini..!!!

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangan industri pangan dewasa ini meningkat dengan sangat pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut banyak ditemui masalah yang berkaitan dengan penyakit yang timbul disebabkan karena makanan, obat-obatan, kosmetik dan peralatan medis (medical devices) yang menimbulkan ancaman bagi keselamatan dan kesehatan konsumennya. Salah satu penyebab dari permasalahan di atas disebabkan oleh adanya kontaminasi dalam proses produksi dari produk-produk tersebut. Salah satu program dari pemerintah Indonesia adalah mensyaratkan bagi industri-industri di atas untuk menerapkan GMP.
GMP merupakan suatu pedoman bagi industri terutama industri yang terkait dengan pangan, kosmetik, farmasi dan peralatan medis (medical devices) untuk meningkatkan mutu hasil produksinya terutama terkait dengan keamanan dan keselamatan konsumen yang mengkonsumsi atau menggunakan produk-produknya. 
Dalam penerapannya, GMP sangat erat hubungannya dengan HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Control Points). Dimana GMP merupakan persyaratan awal (pre-requisite) dari HACCP. GMP secara luas berfokus dan berakibat pada banyak aspek, baik aspek proses produksi maupun proses operasi dari personelnya sendiri. Yang diutamakan dari GMP adalah agar tidak terjadi kontaminasi terhadap produk selama proses produksi hingga informasi produk ke konsumen sehingga produk aman dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen. Termasuk dalam pengendalian GMP adalah faktor fisik (bangunan, mesin, peralatan, transportasi, konstruksi pabrik, dll), faktor higienitas dari personel yang bekerja dan faktor kontrol operasi termasuk pelatihan dan evaluasi GMP.
1.2  Perumusan Pembahasan
1.    Pengertian Good Manufacturing Practices (GMP).
2.    Manfaat Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) Dalam Industri Pangan.
3.    Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) .
4.    Cakupan Standar Good Manufacturing Practices (GMP).
5.    Ruang Lingkup Good Manufacturing Practices (GMP).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Good Manufacturing Practices (GMP)
            Good Manufacturing Practices (GMP) memiliki beberapa pengertian yang cukup mendasar yaitu :
1.            Suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi makanan agar aman bermutu, dan layak untuk dikonsumsi.
2.            Berisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk akhir.
Good Manufacturing Practices merupakan suatu konsep manajemen dalam bentuk prosedur dan mekanisme berproses yang tepat untuk menghasilkan output yang memenuhi stándar dengan tingkat ketidaksesuaian yang kecil. Good Manufacturing Practices yang dalam bahasa indonesia dapat diterjemahkan menjadi Cara Produksi yang Baik (CPB) diterapkan oleh industri yang produknya di konsumsi dan atau digunakan oleh konsumen dengan tingkat resiko yang sedang sampai tinggi seperti : produk obat-obatan, produk makanan, produk kosmetik, produk perlengkapan rumah tangga, dan semua industri yang terkait dengan produksi produk tersebut.  GMP secara luas berfokus dan berakibat pada banyak aspek, baik aspek proses produksi maupun proses operasi dari personelnya sendiri. Yang diutamakan dari GMP adalah agar tidak terjadi kontaminasi terhadap produk selama proses produksi hingga informasi produk ke konsumen sehingga produk aman dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen. Termasuk dalam pengendalian GMP adalah faktor fisik (bangunan, mesin, peralatan, transportasi, konstruksi pabrik, dll), faktor higienitas dari personel yang bekerja dan faktor kontrol operasi termasuk pelatihan dan evaluasi GMP.
2.2 Manfaat Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dalam Industri Pangan.
            Good Manufacturing Practices (GMP) berisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk akhir. Adanya penerapan Good Manufacturing Practices (GMP)  dalam industri pangan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan pemeliharaan maka perusahaan dapat memberikan jaminanproduk pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi yang nantinya akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk pangan dan unit usaha tersebut akan berkembang semakin pesat.
Adapun manfaat dari penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) sebagai berikut:
1.        Menjamin kualitas dan keamanan pangan
2.        Meningkatkan kepercayaan dalam keamanan produk dan prouksi
3.        Mengurangi kerugian dan pemborosan
4.        Menjamin efisiensi penerapan HACCP
5.        Memenuhi persyaratan peraturan/ spesifikasi/sandar
6.        Meningkatkan image dan kompetensi perusahaan/organisasi
7.        Meningkatkan kesempatan perusahaan/organisasi untuk memasuki pasar global melalui produk/kemasan yang bebas bahan beracun (kimia, fisika dan biologi)
8.        Meningkatkan wawasan dan pengetahuan terhadap produk
9.        Menjadi pendukung dari penerapan sistem manajemen mutu
2.3 Penerapan GMP
            Pada dasarnya semua industri yang terkait dengan makanan, obat-obatan, kosmetik, pakan ternak wajib menerapkan sejak prabrik didirikan dan proses produksi pertama dilakukan, karena penerapan GMP merupakan persyaratan dasar bagi industri tersebut beroperasi. Namun karena rata-rata industri di Indonesia bermula dari UKM, yang kemudian berkembang menjadi industri besar dengan tingkat pengetahuan GMP yang terbatas sehingga acap kali penerapannya di abaikan. Baru setelah ada tuntutan oleh pelanggan untuk sertifikasi GMP atau standar lainnya seperti ISO 22000, HACCP, BRC, IFS, dan SQF baru GMP tersebut di terapkan.
2.4 Cakupan Standar GMP
Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk tidak dapat dihasilkan hanya dengan pengujian (Inspection/testing), namun harus menjadi satu kesatuan dari proses produksi. Oleh karena itu cakupan secara umum dari penerapan standar GMP adalah:
1.      Desain dan fasilitas
2.      Produksi (Pengendalian Operasional)
3.      Jaminan mutu
4.      Penyimpanan
5.      Pengendalian hama
6.      Hygiene personil
7.      Pemeliharan, Pembersihan dan perawatan
8.      Pengaturan Penanganan limbah
9.      Pelatihan
10.  Consumer Information (Education)
2.5 Ruang Lingkup GMP
Ruang  lingkup  GMP mencakup  cara-cara  produksi  yang  baik dari  sejak, bahan   mentah   masuk   ke   pabrik   sampai   produk   dihasilkan termasuk persyaratan-persyaratan   lainnya   yang   harus dipenuhi.  Berikut  ini  adalah berbagai hal yang dibahas dalam Cara Produksi Pangan yang Baik.
a. Lingkungan Sarana Pengolahan
Pencemaran pada bahan pangan dapat terjadi karena lingkungan yang kotor. Oleh karena itu, lingkungan di sekitar sarana produksi/ pengolahan harus terawat baik, bersih, dan bebas dari tumbuhnya tanaman liar. Mengingat lingkungan yang kotor dapat menjadi penyebab pencemaran bahan pangan maka dari sejak awal pendirian pabrik perlu dipertimbangkan berbagai hal yang berkaitan dengan kemungkinan pencemaran tersebut. Untuk menetapkan lokasi pabrik perlu dipertimbangkan keadaan dan kondisi lingkungan yang mungkin dapat merupakan sumber pencemaran potensial dan telah mempertimbangkan berbagai tindakan pencegahan yang mungkin dapat dilakukan untuk melindungi pangan yang diproduksinya.
b. Bangunan dan Fasilitas Pabrik
Bangunan dan fasilitas pengolahan pangan harus dapat menjamin bahwa pangan selama dalam proses produksi tidak tercemar oleh bahaya fisik, biologis, dan kimia serta mudah dibersihkan dan disanitasi. Bangunan secara umum harus memenuhi hal-hal berikut ini :
·         Bangunan  dan   ruangan   sesuai  persyaratan  teknik dan  higiene   : jenis produk pangan dan urutan proses.
·         Mudah   dibersihkan, mudah dilakukan   kegiatan   sanitasi,   mudah dipelihara dan tidak terjadi kontaminasi silang.
·         Bangunan   terdiri   dari   ruang   pokok   (proses   produksi),   ruang pelengkap (administrasi, toilet, tempat cuci dll).
·         Ruang   pokok   dan   ruang   pelengkap   harus   terpisah   untuk mencegah pencemaran terhadap produk pangan.
·         Ruangan proses produksi  : cukup luas, tata  letak ruangan  sesuai urutan   proses,  ada  sekat   antara   ruang   bahan   dan proses/pengemasan.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan dan fasilitasi adalah :
1)   Disain dan Konstruksi Pabrik
2)   Kontruksi Lantai
3)   Kontruksi Dinding atau Ruang pemisah
4)   Kontruksi Atap dan Langit-langit
5)   Kontruksi Pintu
6)   Kontruksi Jendela
7)   Kontruksi Penerangan dan Ventilasi
8)   Kontruksi Gudang
c. Peralatan Pengolahan
            Tata   letak   kelengkapan   ruang  pengolahan   diatur   agar  tidak  terjadi kontaminasi   silang.   Peralatan   pengolahan   yang   kontak   langsung dengan   pangan   seharusnya   di   desain,   dikonstruksi   dan   diletakkan sedemikian   untuk   menjamin   mutu   dan   keamanan   pangan   yang dihasilkan.Peralatan  pengolahan  pangan  harus dipilih  yang  mudah  dibersihkandan   dipelihara   agar   tidak  mencemari   pangan.   Sebaiknya   peralatan yang   digunakan   mudah   dibongkar   dan   bagian-bagiannya   mudah dilepas  agar  mudah dibersihkan. Sedapat  mungkin  hindari  peralatan yang terbuat dari kayu, karena permukaan kayu yang penuh dengancelah-celah akan sukar  dibersihkan. Jika mungkin gunakan peralatan yang  terbuat dari  bahan yang  kuat dan tidak berkarat  seperti  bahan aluminium atau baja tahan karat (stainless steel). Peralatan  hendaknya  disusun  penempatannya  dalam  jalur   tata  letak yang   teratur   yang   memungkinkan   proses   pengolahan   berlangsung secara   berkesinambungan   dan   karyawan   dapat   mengerjakannya dengan mudah dan nyaman.
Peralatan   yang   dilengkapi   dengan  penunjuk   ukuran   seperti timbangan, termometer, pengukur tekanan, pengukur aliran udara dan sebagainya  hendaknya dikalibrasi setiap periode  waktu  tertentu agar data   yang   diberikannya   teliti.   Dalam   mengendalikan   tahap-tahap pengolahan yang kritis, kalibrasi  peralatan merupakan  hal yang  tidak dapat diabaikan.
d. Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi
Adanya   fasilitas   dan   kegiatan   sanitasi   di   pabrik   bertujuan   untuk menjamin   bahwa   ruang   pengolahan   dan   ruangan   yang   lain  dalam bangunan   serta   peralatan   pengolahan   terpelihara  dan  tetap   bersih, sehingga menjamin produk pangan  bebas dari mikroba, kotoran, dan cemaran lainnya
1.      Suplai Air
·      Suplai   air   harus   berasal   dari   sumber   air   yang   aman   dan jumlalmya   cukup   untuk   memenuhi   seluruh   kebutuhan pencucian/pembersihan,   pengolahan,   dan   penanganan limbah.
·      Sumber   dan   saluran   air   untuk   keperluan   lain  seperti   untuk pamadam   api,   boiler,   dan   pendinginan   harus  terpisah   dari sumber dan saluran air untuk pengolahan.
·      Pipa-pipa air  yang berbeda ini hendaknya  diberi  warna yang berbeda pula untuk membedakan fungsi airnya.
·       Air yang  mengalami kontak langsung  dengan  produk pangan harus memenuhi persyaratan seperti persyaratan pada bahan baku air untuk air minum.
·       Untuk menjamin agar air selalu ada, sarana penampungan air disediakan   dan   selalu   terisi   air   dalam   jumlah   yang   cukup sesuai dengan kebutuhan.
2.      Sarana Pembuangan Air Limbah
3.    Pabrik harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air  dan limbah yang baik berupa saluran-saluran air atau selokan.
4.   Sistem   pembuangan   air   dan   limbah  harus  dirancang   dan dibangun   sedemikian   rupa   sehingga   tidak   mencemari sumber air bersih dan produk pangan
3.        Fasilitas Pencucian/Pembersihan
·       Proses   pencucian   atau   pembersihan   sarana   pengolahan termasuk   peralatannya   adalah   proses   rutin   yang   sangat penting untuk menjamin mutu dan  keamanan produk pangan yang  dihasilkan  oleh suatu  industri. Oleh  karena itu,  industri harus   menyediakan   fasilitas   pencucian/  pembersihan   yang memadai.
·       Fasilitas   pencucian/pembersihan   harus   disediakan   dengan suatu rancangan yang tepat.
·       Fasilitas   pencucian/pembersihan   untuk  produk   pangan hendaknya  dipisahkan  dari   fasilitas pencucian/  pembersihan peralatan dan perlengkapan lainnya.
·       Fasilitas   pencucian/pembersihan   harus   dilengkapi   dengan sumber   air   bersih,   dan   sumber   air   panas  untuk  keperluan pencucian/pembersihan peralatan.
·       Kegiatan   pembersihan   dan   sanitasi   hendaknya   dilakukan cukup   sering   untuk   menjaga   agar   ruangan   dan   peralatan tetap   bersih.   Pembersihan   dapat   dilakukan   secara   fisik dengan   cara   penyikatan,   penyemprotan   dengan   air,   atau penyedotan   dengan   pembersih   vakum.   Dapat   juga pembersihan   dilakukan  secara   kimia   dengan   menggunakan deterjen, basa, atau asam, atau gabuagan dari cara fisik dan kimia. Jika diperlukan, cara desinfeksi (pencucihamaan) dapat dilakukan   dengan   menggunakan   deterjen,kemudian   larutan klorin 100  sampai   250   ppm   (mg/liter)  atau   larutan   iodin   20 sampai 59 ppm.
·       Kegiatan   pembersihan   dan   desinfeksi   harus   diprogramkan dan   harus   menjamin   bahwa   semua   bagian   pabrik   dan peralatan   telah   dibersihkan   dengan   baik,   termasuk pembersihan alat-alat pembersih itu sendiri.
·       Program  pembersihan  dan  desinfeksi  harus  dilakukan  terus-menerus   secara   berkala   serta   dipantau   ketepatan   dan efektivitasnya   serta   dicatat.   Catatan   program   pembersihan harus   mencakup:   (1)   luasan,   benda,   peralatan   atau perlengkapan   yang   harus   dibersihkan,   (2)   karyawan   yang bertanggung jawab terhadap pembersihan, cara dan frekuensi pembersihan, dan (3) cara memantau kebersihan.
e. Sistem Pengendalian Hama
Hama berupa binatang mengerat seperti tikus, burung, serangga dan hama lain adalah penyebab utama terjadinya pencemaran terhadap bahan pangan yang menurunkan mutu dan keamanan produk pangan. Banyaknya bahan pangan,terutama yang berserakan akan mengundang hama untuk masuk ke dalam pabrik dan membuat sarang di sana.
Untuk  mencegah   serangan   hama,   program   pengendaliannya   harus dilakukan,  yaitu  melalui: (1)  sanitasi yang baik,  dan  (2)  pengawasan atas barang-barang  dan  bahan-bahan  yang masuk ke dalam  pabrik. Praktek-praktek higiene  yang  baik  akan  mencegah  masuknya  hama ke dalam pabrik.
f. Higiene Karyawan
Fasilitas   higiene   karyawan   harus   disediakan   untuk   menjamin kebersihan   karyawan   dan   menghindari   pencemaran   terhadap pangan, yaitu:
·       Tempat   mencuci   tangan   yang   dilengkapi   dengan sabun,handuk atau alat pengering tangan,
·       Tempat  membilas  sepatu   yang  didepan   pintu   masuk  atau ruang ganti sepatu & pakaian kerja.
·       Tempat ganti pakaian karyawan, dan
·       Toilet  atau  jamban  yang  selalu   bersih  dalam   jumlah  yang cukup   untuk seluruh   karyawan.  Jumlah   toilet   yang   cukup adalah   1   buah   untuk  10   karyawan   pertama,  dan   1   buah untuk setiap penambahan 25 karyawan
·       Toilet   atau   jamban   harus  dilengkapi  dengan  sumber   air mengalir dan saluran pembuangan.
·       Toilet  hendaknya   ditempatkan  pada   lokasi   tidak   langsung berhubungan dengan ruang pengolahan
g. Pengendalian Proses
Cara  yang  dapat dilakukan  untuk mengendalikan proses pengolahan makanan antara lain adalah sebagai berikut 
·         menetapkan persyaratan bahan mentah yang digunakan, menetapkan   komposisi   bahan   yang   digunakan   atau   komposisi formulasi,
·         menetapkan cara-cara pengolahan yang baku secara tetap,
·         menetapkan   persyaratan   distribusi   serta   cara   transportasi   yang baik untuk melindungi produk pangan yang didistribusikan.
Cara-cara  tersebut  di  atas sesudahnya  ditetapkan harus  diterapkan, dipantau,  dan   diperiksa  kembali   agar  pengendalian  proses  tersebut berjalan secara efektif.Dalam rangka pengendalian proses, untuk setiap produk pangan yang dihasilkan hendaknya ditetapkan, hal-hal sebagai berikut:
·         jenis  dan  jumlah  bahan, bahan  pembantu, dan bahan  tambahanmakanan yang digunakan,
·         ·        bagan  alir   yang  sudah  baku  dari  proses  pengolahan  yang  harus dilakukan,
·         jenis, ukuran, dan persyaratan kemasan yang digunakan,
·         jenis produk pangan yang dihasilkan,
·         keterangan   lengkap   tentang   produk   yang   dihasilkan   termasuk: nama  produk,  tanggal  produksi, tanggal  kedaluwarsa, dan nomor pendaftaran.
h. Manajemen dan Pengawasan
Lancar   tidaknya   kegiatan   produksi   suatu   industri   apakah   industri dengan skala kecil, menengah, maupun besar sangat ditentukan oleh manajemennya. Manajemen yang baik selalu melakukan pengawasan atas  kegiatan-kegiatan   yang  dilakukan   di  dalam  industrinya  dengan tujuan   mencegah   terjadinya   penyimpangan   yang mungkin   terjadi selama   kegiatan   itu   dilakukan.   Demikian   juga   berhasilnya pelaksanaan   produksi   di   suatu   industri sangat   ditentukan   oleh manajemen dan pengawasan ini.Untuk   tujuan   pengendalian   produksi   yang   efektif,   tergantung pada skala industrinya, dibutuhkan minimal   seorang   penanggung   jawab jaminan  mutu  yang  mempunyai  latar  belakang  pengetahuan higiene yang   baik.  Yang  bersangkutan  bertanggung   jawab  penuh   terhadap terjaminnya   mutu   dan   keamanan   produk  pangan  yang   dihasilkan. Dengan   demikian   tugas   utamanya   adalah   mengawasi jalannya produksi   dan   memperbaikinya   jika   selama   produksi terjadi penyimpangan yang  dapat menurunkan mutu  dan  keamanan  produk pangan  yang   dihasilkan.   Kegiatan   pengawasan   ini hendaknya dilakukan   secara   rutin  dan   dikembangkan   terus  untuk  memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih baik.
i. Pencatatan dan Dokumentasi
Dalam  upaya  melakukan proses pengolahan  yang terkendali, industripengolahan  pangan  harus  mempunyai  catatan  atau   dokumen   yang lengkap   tentang   hal-hal   berkaitan   dengan  proses   pengolahan termasuk   jumlah   dan   tanggal   produksi,   distribusi   dan penarikan produk   karena   sudah   kedaluwarsa.  Dokumentasi   yang   baik   dapat meningkatkan jaminan terhadap mutu dan  keamanan produk pangan yang dihasilkan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Good Manufacturing Practices merupakan suatu konsep manajemen dalam bentuk prosedur dan mekanisme berproses yang tepat untuk menghasilkan output yang memenuhi stándar dengan tingkat ketidaksesuaian yang kecil. Good Manufacturing Practices (GMP) berisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk akhir. 
3.2 Saran
            Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas

Daftar pustaka

Gagan, Ananda. 2010. Good Manufacturing Practices (Gmp) Of Food Industry Cara Produksi Makanan Yang Baik (Cpmb). Malang.


Download PDF Makalah Good Manufacturing Practices Disini..!!! Disini..!!!

Qomiu June 23, 2019 CB Blogger Indonesia
Makalah Good Manufacturing Practices (GMP)

Makalah Good Manufacturing Practices (GMP)

Download PDF Makalah Good Manufacturing Practices Disini..!!! Disini..!!! BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Perkembangan industri pang...
Oleh Qomiu - June 23, 2019 2 comments
Label: GMP, Good Manufacturing Practices, Industrial Engineering, Industru, Teknik Industri
Older Posts Home
Subscribe to: Posts ( Atom )

Total Pageviews

Recent Posts

Popular Posts

  • Download Template Undangan Gratis Video dan Cetak (Format PPT dan PSD)
  • Modul 4 - Pelatihan Photoshop
  • Makalah Anabolisme Lipid
  • Termudah! 2 Cara Cek Spesifikasi Laptop/Komputer
  • Chord Guitar Amigdala - Kukira Kau Rumah
Powered by Blogger.

Report Abuse

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Popular Posts

  • Chord Gitar dan Lirik Enau - Negara Lucu
    Capo : 2 [verse] C G C Sudut pandangku tentang mereka F G C Yang banyak tanya tanp...
  • Chord Gitar dan Lirik Chrisye - Damai Bersamamu
    Intro : C G F G C G Am G F C C                      G                      C Aku Termenung Di Bawah Mentari F                        ...
  • Chord Gitar dan Lirik Lagu Enau - Krisis Solusi
    Intro : Bm [Verse 1]   Bm    E Lampu sen kiri belok kekanan     F#m Siapa yang pernah melakukannya   Bm    E Dikasi halal mau ...
  • Chord Gitar dan Lirik Enau - Warung Kopi
    Intro : Am D G Bm Fm Am D         G                    C# Maju kena mundur kena               Am               D zaman banyak ken...
  • Makalah Anabolisme
    BAB I PENDAHULUAN   A.       Latar Belakang Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di...
  • Chord Gitar dan Lirik Enau - Tanpa Koma
    Intro : Em - C - G 2x Verse I        Am Tanpa koma ku dibully       D      G Caci maki ku konsumsi        Am Fisik tolak ukur mer...
  • Makalah Makanan, Kesehatan, Penyakit Dan Pencegahannya
    BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Makanan adalah kebutuhan sehari-hari bagi manusia, Kesehatan merupakan hal terpenting dalam hidup ki...
  • Beranda
  • Kumpulan Makalah
  • Kumpulan Chord Lagu
  • About
  • Contact Us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Report Abuse
Terimakasih Telah Berkunjung Ke Blog Kami :)

Loading...

Copyright © Tampat Balajar Qomiu. All rights reserved