Monday, August 26, 2019
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelatihan
SDM menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi, karena penempatan karyawan
secara langsung dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Karyawan
baru sering sering merasa tidak pasti tentang peranan dan tanggung jawab
mereka. Permintaan pekerjaan dan kapasitas karyawan haruslah seimbang melalui
program orietasi dan pelatihan, keduanya sangat dibutuhkan. Hal ini dapat
diasumsikan bahwa pelatihan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekrja lebih
menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat
kedepan Sekali para karyawan telah dilatih dan telah menguasai pekerjaannya,
mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk menyiapkan tanggung jawab
mereka di masa depan Salah satu fungsi manajemen surmberdaya manusia adalah
training and development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja
pendidikan yang bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu
pelatihan dan pengembangan. Hal ini sebagal upaya untuk mempersiapkan para
tenaga kerja pendidikan untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang dianggap
belum menguasainya. Management thought yang dikernukakan Taylor, bahwa tenaga
kerja membutuhkan latihan kerja yang tepat. Teori ini sangat tepat untuk
rnenghindari kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggungjawab bekerja,
sehingga dalam menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efIsien sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam instansi pendidikan biasanya para
tenaga kerja yang akan menduduki jabatan baru yang tidak didukung dengan
pendidikannya atau belum mampu melaksanakan tugasnya, biasanya upaya yang
ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan karir. Melalui
pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan mampu mengerjakan, meningkatkan,
mengembangkan pekerjaannya.
2.1
Pengertian Pelatihan
Pelatihan (training)
merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep,
peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga
kera.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun
2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
(Gomes:2003:197) Mengemukakan pelatihan adalah
setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya.
Pelatihan Iebih terarah
pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan
jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat
ini ( current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program
pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat
ini.
Hal serupa dikemukakan
(Hadari:2005:208). Pelatihan adaah program- program untuk memperbaiki
kernampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok dan/atau
berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi atau perusahaan. Sedangkan
pengembangan karir adalah usaha yang diakukan secara formal dan berkelanjutan
dengan difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja.
Dan pengertian ini menunjukkan bahwa fokus pengernbangan karir adalah
peningkatan kemampuan mental tenaga kerja.
2.2
Tujuan Pelatihan
Tujuan dari pelatihan dan pengembangan secara umum dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Meningkatkan Produktivitas
Pelatihan dan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan prestasi karyawan
baru ataupun lama. Dengan prestasi yang baik maka produktivitas suatu
perusahaan akan meningkat.
2. Meningkatkan Mutu
Setiap organisasi yang selalu ingin maju, akan melibatkan anggota untuk
meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya setiap organisasi harus memiliki
peningkatan pegawai. Dimana pegawai yang lebih terampil akan meningkatkan mutu
perusahaan.
3. Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia
Pelatihan yang tepat dapat membantu perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya
akan tenaga kerja dengan keterampilan tertentu dimasa yang akan datang. Jika
suatu saat keterampilan itu diperlukan maka lowongan yang ada dapat diisi oleh
tenaga kerja dari dalam perusahaan itu sendiri
4. Meningkatkan Semangat Kerja
Suatu perusahaan yang mimiliki program-program yang tepat akan meningkatkan
semangat dalam bekerja dan membentuk suatu iklim positif. Salah satu program
yang dimaksud adalah program pelatihan dan pengembangan.
5. Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik
Seorang tenaga kerja biasa ataupun seorang manajer tentu saja membutuhkan
sebuah pendidikan dan pelatihan yang mereka anggap sebagai tanda balas jasa
dari perusahaan terhadap kinerja mereka. Tak hanya itu, mereka juga membutuhkan
pendidikan atau pelatihan yang membuat pengetahuan dan keterampilan mereka
bertambah. Perusahaan juga banyak menarik individu yang dinilai berpotensi
baik.
6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
Pelatihan yang tepat membantu mengurangi resiko kecelakaan dalam bekerja.
Dengan demikian, tercipta suatu lingkungan kerja yang aman dan para pekerja
yang memiliki mental stabil.
7. Pelatihan dan pengembangan dapt memainkan peran ganda
Dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektivitas
organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhzn pribadi bagi semua
karyawan.
8. Membantu memecahkan masalah operasional
Para manajer harus mencapai semua tujuan perusahaan dengan kelangkaan dan
kelimpahan sumber daya.
9. Mengorientasikan karyawan pada organisasi
Beberapa penyelenggara orientasi menggunakan alasan ini untuk melakukan
upaya bersama dengan tujuan, mengorientasikan para karyawan baru terhadap
organisasi dan bekerja secara benar.
2.3 Manfaat
Pelatihan
Pelatihan
mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi.
Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan pengembangan
(Simamora:2006:278) adalah:
1.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
produktivitas.
2.
Mengurangi waktu belajar yang diperlukan
karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima.
3.
Membentuk sikap, loyalitas, dan
kerjasama yang lebih menguntungkan.
4.
Memenuhi kebutuhan perencanaan
semberdaya manusia
5.
Mengurangi frekuensi dan biaya
kecelakaan kerja.
6. Membantu
karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat
di atas membantu baik individu maupun organisasi. Program pelatihan yang
efektif adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan sering
dianggap sebagai penyembuh penyakit organisasional. Apabila produktivitas
tenaga kerja menurun banyak manejer berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan.
Program pelatihan tidak mengobati semua masalah organisasional, meskipun tentu
saja program itu berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya
program dijalankan secara benar..
2.4
Jenis Pelatihan dan Pengembangan
Terdapa banyak
pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis
pelatihan yang dapat diselenggarakan.
2.4.1
Pelatihan Keahlian.
Pelatihan keahlian
(skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program
pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi
rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga
berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian
2.4.2
Pelatihan Ulang.
Pelatihan ulang
(retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya
memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk
menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi
pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus
dilatih dengan mesin computer atau akses internet 2.2.3 Pelatihan Lintas
Fungsional. Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan
pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain
dan pekerjan yang ditugaskan.
2.4.4
Pelatihan Tim.
Pelatihan tim merupakan
bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan
demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
2.4.5
Pelatihan Kreatifitas.
Pelatihan
kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas
dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan
gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan
kelaikan.
2.5
Tahapan Pelatihan dan Pengembangan
Dalam tahapan ini
menurut (Gomes:2003:204) terdapat paling kurang tiga tahapan utama dalam
pelatihan dan pengembangan, yakni: penentuan kebutuhan pelatihan, desain
program pelatihan, evaluasi program pelatihan.
1. Penentuan kebutuhan pelatihan
(assessing training needs)
Penentuan kebutuhan
pelatihan Adalah lebih sulit untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi
para pekerja yang ada daripada mengorientasikan para pegawai yang baru. Dari
satu segi keduaduanya sama. Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan ini adalah
untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan
atau/menentukan apakah perlu atau tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut.
2. Mendesain program pelatihan
(desaigning a training program)
Sehenarnya persoalan
performansi bisa disiatasi melalui perubahan dalam system feedback, seleksi
atau imbalan, dan juga melalui pelatihan. Atau akan Iebih mudah dengan
melakukan pemecatan terhadap pegawai selama masa percobaannya. Jika pelatihan
merupakan Solusi terbaik maka para manajer atau supervisor harus memutuskan
program pelatihan yang tepat yang bagaimana yang harus dijalankan.
3. Evaluasi efektifitas program
(evaluating training program effectivenees)
Supaya efektif,
pelatihan haru merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan organisasi,
yakni bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan
keterampilan. Untuk meningkatkan usaha belajarnya,para pekerja harus menyadari
perlunya perolheanb informasi baru atau mempelajari keterampilan-keterampilan
baru, dan keinginan untuk belajar harus dipertahankan. Apa saja standar kinerja
yang telah ditetapkan, sang pegawai tidak harus dikecewakan oleh pelatih yang
menuntut terlalu banyak atau terlalau sedikit. Tujuan dari tahapan ini adalah
untuk menguji apakah pelatihan tersebut efektif di dalam mencapai
sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan. Ini menghendaki identifikasi dan
pengembangan criteria tertentu.
2.6
Teknik-teknik Pelatihan dan Pengembangan
Program-program pelatihan
dan pengembangan dirancang untuk meningkatkan perestasi kerja, mengurangi
absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategor pokok
program pelatihan dan pengembangan manajemen. (Decenzo&Robbins:1999:230)
1. Metode praktis (on the job training)
2. Teknik-teknik presentasi informasi
dan metode-metode simulasi (off the job training)
Masing-masing kategori
mempunyai sasaran pengajaran sikap konsep atau pengetahuan dan/atau
keterampilan utama yang berbeda. Dalam pemilihan teknik tertentu untuk
dugunakan pada program pelatihan dan pengembangan, ada beberapa trade offs. Ini
berarti tidak ada satu teknik yang selalu baik: metode tergantung pada sejauh
mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut:
1. Efektivitas
biaya.
2. Isi
program yang dikehendaki
3. Kelayakan
fasilitas-fasilitas
4. Preferensi
dan kemampuan peserta
5. Preferensi
dan kemampuan instruktur atau pelatih
6. Prinsip-prinsip
belajar
Teknik-teknik on the
job merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan dilatih tentang
pekerjaan baru dengan sepervise langsung seorang pelatih yang berpengalaman
(biasanya karyawan lain). Berbagai macam teknik ini yang bisa digunakan dalam
praktek adalah sebagai berikut:
1. Rotasi
jabatan
2. Latihan
instruksi pekerjaan
3. Magang
(apprenticeships)
4. Coaching
5. Penugasan
sementara
Teknik-teknik off the
job, dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima representasi
tiruan (articial) suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya
seperti dalam keadaan sebenarnya. Dan tujuan utama teknik presentrasi
(penyajian) informasi adalah untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau
keterampilan kepada para peserta. Metode yang bisa digunakan adalah:
1. Metode
studi kasus
2. Kuliah
3. Studi
sendiri
4. Program
computer
5. Komperensi
6. Presentasi
Implementasi program
pelatihan dan pengembangan berfungsi sebagai proses transformasi. Pata tenaga
kerja (karyawan) yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan-karyawan yang
berkemampuan dan berkulitas dalam bekerja, sehingga dapat diberikan
tanggungjawab lebih besar
2.7
Kelemahan Pelatihan
Beberapa kelemahan
pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah program peltihan.Suatu pemahaman
terdahap masalah potensial ini harus dijelaskan selama pelatihan pata trainer.
(Simamora:2006:282). Kelemahan-kelemahan meliputi:
a. Pelatihan
dianggap sebagai obat untuk semua penyakit organisasional.
b. Partisipan
tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen mereka.
c. Sebuah
teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam semua situasi, dengan
keberhasilan yang sama.
d. Kinerja
partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali kepekerjaannya.
e. Informasi
biaya-manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan tidak dikumpulkan.
f. Ketidakadaan
atau kurangnya dukungan manajemen.
g. Peran
utama penyelia/atasan tidak diakui.
h. Pelatihan
bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan kinerja yang
dapat diveifikasi.
i. Sedikit
atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.
BAB
III
3.1 Kesimpulan
Pelatihan merupakan
penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan tenaga kerja dapat memperoleh dan
mempejari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan perilaku spesifik yang
berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang
dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun
perubahan sikap seseorang inidividu.
Dalam pelatihan
terdapat tiga tahapan penting yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi atau
instansi. Pertama tahapan penilaian. Kedua tahapan pelatihan dan pengembangan.
Ketiga tahapan evaluasi.
3.2 Saran
Pelatihan bukanlah
solusi utama yang dapat menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau
sebuah instansi. Tetapi mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau
tenaga kerja yang baik dan benar. Dan tujuan pelatihan dan pengembangan adalah
untuk merubah sikap, perilaku, pengalaman dan performansi kinerja.
Makalah Pelatihan (Teknik Industri)
Posted by
Potoutusan Group on Monday, August 26, 2019
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelatihan
SDM menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi, karena penempatan karyawan
secara langsung dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Karyawan
baru sering sering merasa tidak pasti tentang peranan dan tanggung jawab
mereka. Permintaan pekerjaan dan kapasitas karyawan haruslah seimbang melalui
program orietasi dan pelatihan, keduanya sangat dibutuhkan. Hal ini dapat
diasumsikan bahwa pelatihan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekrja lebih
menguasai dan lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat
kedepan Sekali para karyawan telah dilatih dan telah menguasai pekerjaannya,
mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk menyiapkan tanggung jawab
mereka di masa depan Salah satu fungsi manajemen surmberdaya manusia adalah
training and development artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja
pendidikan yang bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu
pelatihan dan pengembangan. Hal ini sebagal upaya untuk mempersiapkan para
tenaga kerja pendidikan untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang dianggap
belum menguasainya. Management thought yang dikernukakan Taylor, bahwa tenaga
kerja membutuhkan latihan kerja yang tepat. Teori ini sangat tepat untuk
rnenghindari kemungkinan terburuk dalam kemampuan dan tanggungjawab bekerja,
sehingga dalam menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efIsien sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam instansi pendidikan biasanya para
tenaga kerja yang akan menduduki jabatan baru yang tidak didukung dengan
pendidikannya atau belum mampu melaksanakan tugasnya, biasanya upaya yang
ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan karir. Melalui
pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan mampu mengerjakan, meningkatkan,
mengembangkan pekerjaannya.
2.1
Pengertian Pelatihan
Pelatihan (training)
merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep,
peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga
kera.(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun
2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
(Gomes:2003:197) Mengemukakan pelatihan adalah
setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya.
Pelatihan Iebih terarah
pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan
jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat
ini ( current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program
pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat
ini.
Hal serupa dikemukakan
(Hadari:2005:208). Pelatihan adaah program- program untuk memperbaiki
kernampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok dan/atau
berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi atau perusahaan. Sedangkan
pengembangan karir adalah usaha yang diakukan secara formal dan berkelanjutan
dengan difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja.
Dan pengertian ini menunjukkan bahwa fokus pengernbangan karir adalah
peningkatan kemampuan mental tenaga kerja.
2.2
Tujuan Pelatihan
Tujuan dari pelatihan dan pengembangan secara umum dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Meningkatkan Produktivitas
Pelatihan dan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan prestasi karyawan
baru ataupun lama. Dengan prestasi yang baik maka produktivitas suatu
perusahaan akan meningkat.
2. Meningkatkan Mutu
Setiap organisasi yang selalu ingin maju, akan melibatkan anggota untuk
meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya setiap organisasi harus memiliki
peningkatan pegawai. Dimana pegawai yang lebih terampil akan meningkatkan mutu
perusahaan.
3. Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia
Pelatihan yang tepat dapat membantu perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya
akan tenaga kerja dengan keterampilan tertentu dimasa yang akan datang. Jika
suatu saat keterampilan itu diperlukan maka lowongan yang ada dapat diisi oleh
tenaga kerja dari dalam perusahaan itu sendiri
4. Meningkatkan Semangat Kerja
Suatu perusahaan yang mimiliki program-program yang tepat akan meningkatkan
semangat dalam bekerja dan membentuk suatu iklim positif. Salah satu program
yang dimaksud adalah program pelatihan dan pengembangan.
5. Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik
Seorang tenaga kerja biasa ataupun seorang manajer tentu saja membutuhkan
sebuah pendidikan dan pelatihan yang mereka anggap sebagai tanda balas jasa
dari perusahaan terhadap kinerja mereka. Tak hanya itu, mereka juga membutuhkan
pendidikan atau pelatihan yang membuat pengetahuan dan keterampilan mereka
bertambah. Perusahaan juga banyak menarik individu yang dinilai berpotensi
baik.
6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
Pelatihan yang tepat membantu mengurangi resiko kecelakaan dalam bekerja.
Dengan demikian, tercipta suatu lingkungan kerja yang aman dan para pekerja
yang memiliki mental stabil.
7. Pelatihan dan pengembangan dapt memainkan peran ganda
Dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektivitas
organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhzn pribadi bagi semua
karyawan.
8. Membantu memecahkan masalah operasional
Para manajer harus mencapai semua tujuan perusahaan dengan kelangkaan dan
kelimpahan sumber daya.
9. Mengorientasikan karyawan pada organisasi
Beberapa penyelenggara orientasi menggunakan alasan ini untuk melakukan
upaya bersama dengan tujuan, mengorientasikan para karyawan baru terhadap
organisasi dan bekerja secara benar.
2.3 Manfaat
Pelatihan
Pelatihan
mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi.
Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan pengembangan
(Simamora:2006:278) adalah:
1.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
produktivitas.
2.
Mengurangi waktu belajar yang diperlukan
karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima.
3.
Membentuk sikap, loyalitas, dan
kerjasama yang lebih menguntungkan.
4.
Memenuhi kebutuhan perencanaan
semberdaya manusia
5.
Mengurangi frekuensi dan biaya
kecelakaan kerja.
6. Membantu
karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat
di atas membantu baik individu maupun organisasi. Program pelatihan yang
efektif adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan sering
dianggap sebagai penyembuh penyakit organisasional. Apabila produktivitas
tenaga kerja menurun banyak manejer berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan.
Program pelatihan tidak mengobati semua masalah organisasional, meskipun tentu
saja program itu berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya
program dijalankan secara benar..
2.4
Jenis Pelatihan dan Pengembangan
Terdapa banyak
pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis
pelatihan yang dapat diselenggarakan.
2.4.1
Pelatihan Keahlian.
Pelatihan keahlian
(skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program
pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi
rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga
berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian
2.4.2
Pelatihan Ulang.
Pelatihan ulang
(retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya
memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk
menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi
pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus
dilatih dengan mesin computer atau akses internet 2.2.3 Pelatihan Lintas
Fungsional. Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan
pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain
dan pekerjan yang ditugaskan.
2.4.4
Pelatihan Tim.
Pelatihan tim merupakan
bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan
demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
2.4.5
Pelatihan Kreatifitas.
Pelatihan
kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas
dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan
gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan
kelaikan.
2.5
Tahapan Pelatihan dan Pengembangan
Dalam tahapan ini
menurut (Gomes:2003:204) terdapat paling kurang tiga tahapan utama dalam
pelatihan dan pengembangan, yakni: penentuan kebutuhan pelatihan, desain
program pelatihan, evaluasi program pelatihan.
1. Penentuan kebutuhan pelatihan
(assessing training needs)
Penentuan kebutuhan
pelatihan Adalah lebih sulit untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi
para pekerja yang ada daripada mengorientasikan para pegawai yang baru. Dari
satu segi keduaduanya sama. Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan ini adalah
untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan
atau/menentukan apakah perlu atau tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut.
2. Mendesain program pelatihan
(desaigning a training program)
Sehenarnya persoalan
performansi bisa disiatasi melalui perubahan dalam system feedback, seleksi
atau imbalan, dan juga melalui pelatihan. Atau akan Iebih mudah dengan
melakukan pemecatan terhadap pegawai selama masa percobaannya. Jika pelatihan
merupakan Solusi terbaik maka para manajer atau supervisor harus memutuskan
program pelatihan yang tepat yang bagaimana yang harus dijalankan.
3. Evaluasi efektifitas program
(evaluating training program effectivenees)
Supaya efektif,
pelatihan haru merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan organisasi,
yakni bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan
keterampilan. Untuk meningkatkan usaha belajarnya,para pekerja harus menyadari
perlunya perolheanb informasi baru atau mempelajari keterampilan-keterampilan
baru, dan keinginan untuk belajar harus dipertahankan. Apa saja standar kinerja
yang telah ditetapkan, sang pegawai tidak harus dikecewakan oleh pelatih yang
menuntut terlalu banyak atau terlalau sedikit. Tujuan dari tahapan ini adalah
untuk menguji apakah pelatihan tersebut efektif di dalam mencapai
sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan. Ini menghendaki identifikasi dan
pengembangan criteria tertentu.
2.6
Teknik-teknik Pelatihan dan Pengembangan
Program-program pelatihan
dan pengembangan dirancang untuk meningkatkan perestasi kerja, mengurangi
absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategor pokok
program pelatihan dan pengembangan manajemen. (Decenzo&Robbins:1999:230)
1. Metode praktis (on the job training)
2. Teknik-teknik presentasi informasi
dan metode-metode simulasi (off the job training)
Masing-masing kategori
mempunyai sasaran pengajaran sikap konsep atau pengetahuan dan/atau
keterampilan utama yang berbeda. Dalam pemilihan teknik tertentu untuk
dugunakan pada program pelatihan dan pengembangan, ada beberapa trade offs. Ini
berarti tidak ada satu teknik yang selalu baik: metode tergantung pada sejauh
mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut:
1. Efektivitas
biaya.
2. Isi
program yang dikehendaki
3. Kelayakan
fasilitas-fasilitas
4. Preferensi
dan kemampuan peserta
5. Preferensi
dan kemampuan instruktur atau pelatih
6. Prinsip-prinsip
belajar
Teknik-teknik on the
job merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan dilatih tentang
pekerjaan baru dengan sepervise langsung seorang pelatih yang berpengalaman
(biasanya karyawan lain). Berbagai macam teknik ini yang bisa digunakan dalam
praktek adalah sebagai berikut:
1. Rotasi
jabatan
2. Latihan
instruksi pekerjaan
3. Magang
(apprenticeships)
4. Coaching
5. Penugasan
sementara
Teknik-teknik off the
job, dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima representasi
tiruan (articial) suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya
seperti dalam keadaan sebenarnya. Dan tujuan utama teknik presentrasi
(penyajian) informasi adalah untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau
keterampilan kepada para peserta. Metode yang bisa digunakan adalah:
1. Metode
studi kasus
2. Kuliah
3. Studi
sendiri
4. Program
computer
5. Komperensi
6. Presentasi
Implementasi program
pelatihan dan pengembangan berfungsi sebagai proses transformasi. Pata tenaga
kerja (karyawan) yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan-karyawan yang
berkemampuan dan berkulitas dalam bekerja, sehingga dapat diberikan
tanggungjawab lebih besar
2.7
Kelemahan Pelatihan
Beberapa kelemahan
pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah program peltihan.Suatu pemahaman
terdahap masalah potensial ini harus dijelaskan selama pelatihan pata trainer.
(Simamora:2006:282). Kelemahan-kelemahan meliputi:
a. Pelatihan
dianggap sebagai obat untuk semua penyakit organisasional.
b. Partisipan
tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen mereka.
c. Sebuah
teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam semua situasi, dengan
keberhasilan yang sama.
d. Kinerja
partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali kepekerjaannya.
e. Informasi
biaya-manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan tidak dikumpulkan.
f. Ketidakadaan
atau kurangnya dukungan manajemen.
g. Peran
utama penyelia/atasan tidak diakui.
h. Pelatihan
bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan kinerja yang
dapat diveifikasi.
i. Sedikit
atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.
BAB
III
3.1 Kesimpulan
Pelatihan merupakan
penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan tenaga kerja dapat memperoleh dan
mempejari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan perilaku spesifik yang
berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang
dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun
perubahan sikap seseorang inidividu.
Dalam pelatihan
terdapat tiga tahapan penting yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi atau
instansi. Pertama tahapan penilaian. Kedua tahapan pelatihan dan pengembangan.
Ketiga tahapan evaluasi.
3.2 Saran
Pelatihan bukanlah
solusi utama yang dapat menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau
sebuah instansi. Tetapi mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau
tenaga kerja yang baik dan benar. Dan tujuan pelatihan dan pengembangan adalah
untuk merubah sikap, perilaku, pengalaman dan performansi kinerja.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
terima kasih atas sharingnya, pelatihan karyawan dan pengembangan karyawan memang sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi
ReplyDeleteIa sama sama, terimakasih kembali atas kunjungannya
Delete