Sunday, July 14, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya di artikan sebagai suatu senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut dalam organik. Contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid tersusun atas asam lemak dan gliserol. Berbagai lipid dihubungkan satu sma lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya ( seperti ester lilin, triglisediria, steril ester dan fosfolipid), lipid yang sangat berfariasi struktur dan fungsinya, mulai dari volatile sex pheromones sampai ke karet alam. Berdasarkan komponennya, lipid dibagi menjadi lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid).
Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan, lemak susu, minyak ikan dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan. Lipid seperti lilin, lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya termasuk alkohol. Steroid tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat dihidrolisis. Lipid berperan penting dalam kompnen struktur membran sel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anabolisme lipid ?
2. Apa saja reaksi yang ada pada anabolisme lipid ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anabolisme
2. Untuk memahami apa saja reaksi yang ada pada anabolisme lipid
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian anabolisme lipid
Anabolisme asam lemak merupakan pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan produksi asam lemak dan gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak dibentuk oleh kondensasi berganda unit asetat dari asetil CoA. Sebagian besar reaksi sintetisasam lemak terjadi hanya di kloroplas daun serta di proplastid biji dan akar. Asam lemak yangdisintesis di kedua organel ini terutama adalah asam palmitat dan asam oleat.
2. Reaksi Pada Anabolisme Lipid
Biosintesis Keton Bodies
Tujuan pembentukan keton bodies adalah: (1) untuk mengalihkan sebagian acetyl-CoA yang terbentuk dari asam lemak di dalam hati dari oksidasi selanjutnya, dan (2) untuk mengangkut acetyl-CoA menuju jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan H2O (salah satu cara distribusi bahan bakar ke bagian lain dalam tubuh).
Dalam keadaan paska absorpsi, khususnya selama puasa atau kondisi lapar, atau menderita dibetes melitus (DM), ada pergeseran dalam metabolisme lipid. Pada penderita DM jaringan tidak dapat memanfaatkan glukosa dari darah, akibatnya hati lebih banyak menguraikan asam lemak yang diperolehnya dari jaringan adiposa sebagai bahan bakar.
Asetyl-CoA hasil degradasi asam lemak jika konsentrasinya dalam mitokondria hati tinggi, maka dua molekul asetyl-CoA akan berkondensasi membentuk acetoacetyl-CoA (Gambar 1.1 reaksi 1), penambahan satu gugus acetyl selanjutnya menghasilkan 3- hydroxy-ß-methylglutyryl-CoA (HMG-CoA) (Gambar 3.11 reaksi 2), dan pelepasan satu acetyl-CoA dari senyawa tersebut dihasilkan acetoacetate (Gambar 1.1 reaksi 3). Ketiga senyawa hasil dari reaksi 1, 2, dan 3, yaitu acetoacetyl-CoA, 3-hydroxy-ß-methylglutyryl-CoA, dan acetoacetate disebut sebagai keton bodies. Senyawa acetoacetate dapat direduksi menjadi 3-hydroxybutirate atau diurai menjadi acetone (Gambar 1.1 reaksi 4). Keton bodies selanjutnya dilepaskan hati ke darah. Dalam kondisi lapar, keton bidies dalam darah naik. Acetoacetate dan 3-hydroxybutirate bersama asam lemak digunakan sebagai sumber energi untuk hati, otot skeletal, ginjal dan otak. Sedangkan aceton yang tidak diperlukan dikeluarkan melalui paru-paru.
Jika produksi keton bodies melebihi penggunaannya di luar sel hati, maka keton bodies ini akan terakumulasi dalam plasma darah (ketonemia), dan diekskresikan bersama urin (ketonuria). Karena keton bodies adalah asam kuat moderat dengan pKa sekitar 4, maka dapat menurunkan nilai pH plasma darah (ketoacidosis).
Biosintesis Asam Lemak
Biosintesis asam lemak sangat penting, khususunya dalam jaringan hewan, karena mempunyai kemampuan terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses ini dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang berlokasi di sitoplasma.
a. Biosintesis Asam Lemak Jenuh
Biosintesis asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA sebagai starter. Acetyl-CoA ini dapat berasal dari ß-oksidasi asam lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis atau degradasi asam amino melalui reaksi pyruvate dehydrogenase. Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport dari mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate shuttle untuk disintesis menjadi asam lemak. Reduktan NADPH + H+ disuplai dari jalur hexose monophosphate (fosfoglukonat). Gambar 1.2 adalah bagan pengangkutan acetyl-CoA dari mitokondria ke sitoplasma.
Gambar 1.2 Bagan pengangkutan acetyl-CoA dari mitokondria ke sitoplasma. Pyruvate hasilkatabolisme asam amino atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi aecetyl-CoA oleh sistempyruvate dehydogenase. Gugus acetyl tersebut keluar matriks mitokondria sebagai citrate, masuk kesitosol untuk sintesis asam lemak. Oxaloacetate direduksi menjadi malate kembali ke matriksmitokondrion dan diubah kembali menjadi malate. Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malatmenghasilkan NADPH dan pyruvate. NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asamlemak sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondrion.
Asam lemak synthase disusun oleh dua rantai peptida yang identik yang disebut homodimer yang dapat dilihat pada gambar 3.13. Masing-masing dari 2 rantai peptida yang digambarkan sebagai suatu hemispheres tersebut, mengkatalisis 7 bagian reaksi yang berbeda yang dibutuhkan dalam sintesis asam palmitat. Katalisis reaksi multi urutan dengan satu protein mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan beberapa enzim yang terpisah. Keuntungan tersebut antara lain: (1) reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah, (2) reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi, dan (3) lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang tinggi, kehilangan karena difusi rendah.
Enzim kompleks asam lemak synthase bekerja dalam bentuk dimer. Tiap monomernya secara kovalen dapat mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus –SH. Ada dua gugus –SH yang masing-masing terikat pada residu Cysteine (Cys-SH) pada ß-ketoacyl-ACPSynthase dan 4´-phosphopantetheine (Pan-SH) (Gambar 1.3 (B)). Pan-SH, yang mirip dengan Koenzim A (CoA-SH) (Gambar 1.3 (A)), diikat dalam suatu domain enzim yang disebut acyl-carrier protein (ACP). ACP bekerja seperti tangan yang panjang yang melewatkan substrat dari satu pusat reaksi ke reaksi berikutnya
Gambar 1.3 Sistem enzim kompleks asam lemak synthase yang bekerja dalam bentuk dimer. |
Aktivitas yang terlibat dalam sistem enzim kompleks asam lemak synthase dilokasikan dalam 3 domain protein yang berbeda. Domain 1 bertanggung jawab pada katalisis reaksi 2a, 2b, dan 3, yaitu masuknya substrat asetyl-CoA atau acyl-CoA dan malonyl-CoA yang diikuti dengan kondensasi kedua substrat tersebut. Domain 2 mengkatalisis reaksi 4, 5, dan 6, yaitu reaksi reduksi pertama rantai perpanjangan asam lemak, dehidratase, dan reduksi kedua. Sedangkan domain 3 atau domain tiolase mengkatalisis pelepasan produk akhir asam lemak setelah 7 tahap perpanjangan (reaksi 7).
a)
b)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anabolisme asam lemak merupakan pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan produksi asam lemak dan gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak dibentuk oleh kondensasi berganda unit asetat dari asetil CoA. Sebagian besar reaksi sintetisasam lemak terjadi hanya di kloroplas,
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisanmakalah ini masih banyak kesalahan dan kekhilafan, kritik dan saran membangun penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Metabolisme Lipid2. Dapat di akses pada http : // staff . unud .ac. id/~suarsana/wp-content/uploads/2010/03/MK-MetabolismeLIPID-2.pdf
Mulyani, Sri. 2015. Metabolisme Lipid. Dapat di akses pada http : / / kuliah . septiana.info/wp-content/uploads/2015/02/MEtabolisme-Lipid-2.pdf
Potoutusan Group
July 14, 2019
CB Blogger
IndonesiaMakalah Anabolisme Lipid
Posted by
Potoutusan Group on Sunday, July 14, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya di artikan sebagai suatu senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut dalam organik. Contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid tersusun atas asam lemak dan gliserol. Berbagai lipid dihubungkan satu sma lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya ( seperti ester lilin, triglisediria, steril ester dan fosfolipid), lipid yang sangat berfariasi struktur dan fungsinya, mulai dari volatile sex pheromones sampai ke karet alam. Berdasarkan komponennya, lipid dibagi menjadi lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid).
Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan, lemak susu, minyak ikan dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan. Lipid seperti lilin, lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya termasuk alkohol. Steroid tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat dihidrolisis. Lipid berperan penting dalam kompnen struktur membran sel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anabolisme lipid ?
2. Apa saja reaksi yang ada pada anabolisme lipid ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anabolisme
2. Untuk memahami apa saja reaksi yang ada pada anabolisme lipid
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian anabolisme lipid
Anabolisme asam lemak merupakan pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan produksi asam lemak dan gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak dibentuk oleh kondensasi berganda unit asetat dari asetil CoA. Sebagian besar reaksi sintetisasam lemak terjadi hanya di kloroplas daun serta di proplastid biji dan akar. Asam lemak yangdisintesis di kedua organel ini terutama adalah asam palmitat dan asam oleat.
2. Reaksi Pada Anabolisme Lipid
Biosintesis Keton Bodies
Tujuan pembentukan keton bodies adalah: (1) untuk mengalihkan sebagian acetyl-CoA yang terbentuk dari asam lemak di dalam hati dari oksidasi selanjutnya, dan (2) untuk mengangkut acetyl-CoA menuju jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan H2O (salah satu cara distribusi bahan bakar ke bagian lain dalam tubuh).
Dalam keadaan paska absorpsi, khususnya selama puasa atau kondisi lapar, atau menderita dibetes melitus (DM), ada pergeseran dalam metabolisme lipid. Pada penderita DM jaringan tidak dapat memanfaatkan glukosa dari darah, akibatnya hati lebih banyak menguraikan asam lemak yang diperolehnya dari jaringan adiposa sebagai bahan bakar.
Asetyl-CoA hasil degradasi asam lemak jika konsentrasinya dalam mitokondria hati tinggi, maka dua molekul asetyl-CoA akan berkondensasi membentuk acetoacetyl-CoA (Gambar 1.1 reaksi 1), penambahan satu gugus acetyl selanjutnya menghasilkan 3- hydroxy-ß-methylglutyryl-CoA (HMG-CoA) (Gambar 3.11 reaksi 2), dan pelepasan satu acetyl-CoA dari senyawa tersebut dihasilkan acetoacetate (Gambar 1.1 reaksi 3). Ketiga senyawa hasil dari reaksi 1, 2, dan 3, yaitu acetoacetyl-CoA, 3-hydroxy-ß-methylglutyryl-CoA, dan acetoacetate disebut sebagai keton bodies. Senyawa acetoacetate dapat direduksi menjadi 3-hydroxybutirate atau diurai menjadi acetone (Gambar 1.1 reaksi 4). Keton bodies selanjutnya dilepaskan hati ke darah. Dalam kondisi lapar, keton bidies dalam darah naik. Acetoacetate dan 3-hydroxybutirate bersama asam lemak digunakan sebagai sumber energi untuk hati, otot skeletal, ginjal dan otak. Sedangkan aceton yang tidak diperlukan dikeluarkan melalui paru-paru.
Jika produksi keton bodies melebihi penggunaannya di luar sel hati, maka keton bodies ini akan terakumulasi dalam plasma darah (ketonemia), dan diekskresikan bersama urin (ketonuria). Karena keton bodies adalah asam kuat moderat dengan pKa sekitar 4, maka dapat menurunkan nilai pH plasma darah (ketoacidosis).
Biosintesis Asam Lemak
Biosintesis asam lemak sangat penting, khususunya dalam jaringan hewan, karena mempunyai kemampuan terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses ini dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang berlokasi di sitoplasma.
a. Biosintesis Asam Lemak Jenuh
Biosintesis asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA sebagai starter. Acetyl-CoA ini dapat berasal dari ß-oksidasi asam lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis atau degradasi asam amino melalui reaksi pyruvate dehydrogenase. Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport dari mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate shuttle untuk disintesis menjadi asam lemak. Reduktan NADPH + H+ disuplai dari jalur hexose monophosphate (fosfoglukonat). Gambar 1.2 adalah bagan pengangkutan acetyl-CoA dari mitokondria ke sitoplasma.
Gambar 1.2 Bagan pengangkutan acetyl-CoA dari mitokondria ke sitoplasma. Pyruvate hasilkatabolisme asam amino atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi aecetyl-CoA oleh sistempyruvate dehydogenase. Gugus acetyl tersebut keluar matriks mitokondria sebagai citrate, masuk kesitosol untuk sintesis asam lemak. Oxaloacetate direduksi menjadi malate kembali ke matriksmitokondrion dan diubah kembali menjadi malate. Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malatmenghasilkan NADPH dan pyruvate. NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asamlemak sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondrion.
Asam lemak synthase disusun oleh dua rantai peptida yang identik yang disebut homodimer yang dapat dilihat pada gambar 3.13. Masing-masing dari 2 rantai peptida yang digambarkan sebagai suatu hemispheres tersebut, mengkatalisis 7 bagian reaksi yang berbeda yang dibutuhkan dalam sintesis asam palmitat. Katalisis reaksi multi urutan dengan satu protein mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan beberapa enzim yang terpisah. Keuntungan tersebut antara lain: (1) reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah, (2) reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi, dan (3) lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang tinggi, kehilangan karena difusi rendah.
Enzim kompleks asam lemak synthase bekerja dalam bentuk dimer. Tiap monomernya secara kovalen dapat mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus –SH. Ada dua gugus –SH yang masing-masing terikat pada residu Cysteine (Cys-SH) pada ß-ketoacyl-ACPSynthase dan 4´-phosphopantetheine (Pan-SH) (Gambar 1.3 (B)). Pan-SH, yang mirip dengan Koenzim A (CoA-SH) (Gambar 1.3 (A)), diikat dalam suatu domain enzim yang disebut acyl-carrier protein (ACP). ACP bekerja seperti tangan yang panjang yang melewatkan substrat dari satu pusat reaksi ke reaksi berikutnya
Gambar 1.3 Sistem enzim kompleks asam lemak synthase yang bekerja dalam bentuk dimer. |
Aktivitas yang terlibat dalam sistem enzim kompleks asam lemak synthase dilokasikan dalam 3 domain protein yang berbeda. Domain 1 bertanggung jawab pada katalisis reaksi 2a, 2b, dan 3, yaitu masuknya substrat asetyl-CoA atau acyl-CoA dan malonyl-CoA yang diikuti dengan kondensasi kedua substrat tersebut. Domain 2 mengkatalisis reaksi 4, 5, dan 6, yaitu reaksi reduksi pertama rantai perpanjangan asam lemak, dehidratase, dan reduksi kedua. Sedangkan domain 3 atau domain tiolase mengkatalisis pelepasan produk akhir asam lemak setelah 7 tahap perpanjangan (reaksi 7).
a)
b)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anabolisme asam lemak merupakan pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan produksi asam lemak dan gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak dibentuk oleh kondensasi berganda unit asetat dari asetil CoA. Sebagian besar reaksi sintetisasam lemak terjadi hanya di kloroplas,
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisanmakalah ini masih banyak kesalahan dan kekhilafan, kritik dan saran membangun penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Metabolisme Lipid2. Dapat di akses pada http : // staff . unud .ac. id/~suarsana/wp-content/uploads/2010/03/MK-MetabolismeLIPID-2.pdf
Mulyani, Sri. 2015. Metabolisme Lipid. Dapat di akses pada http : / / kuliah . septiana.info/wp-content/uploads/2015/02/MEtabolisme-Lipid-2.pdf
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment