Home
  • Kumpulan Makalah
  • Kumpulan Chord Gitar
  • Tips Dan Trik
  • About
  • Kontak
  • Disclaimer

Tampat Balajar

Home » makalah » Makalah Kurikulum

Monday, November 25, 2019


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang contohnya kurikulum. Menurut Sukmadinata (2008), Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum memiliki empat komponen, yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akan terganggu pula.
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang  dalam GBHN 1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.
1.2  Rumusan masalah
      1.      Bagaimana Perkembangan Kurikulum di Indonesia?
      2.      Apa yang mendasari terjadinya perubahan kurikulum dari tahun 1975 ke kurikulum 1984?
      3.      Apa yang mendasari terjadinya perubahan kurikulum dari tahun 1984 ke kurikulum 1994?
      4.      Bagaimana ciri-ciri kurikulum 1984?
      5.      Bagaimana pendekatan dalam kurikulum 1984?  
      6.      Apa saja kelebihan dan kekurangan kurikulum 1984?

1.3  Tujuan
      1.      Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kurikulum di Indonesia
      2.      Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang mendasari terjadinya perubahan kurikulum dari tahun 1975 ke kurikulum 1984
      3.      Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang mendasari terjadinya perubahan kurikulum dari tahun 1984 ke kurikulum 1994
      4.      Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri kurikulum 1984
      5.      Mahasiswa pendekatan dalam kurikulum 1984
      6.      Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum 1984




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Kurikulum
Pengertian Kurikulum dalam arti sempit adalah sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat. Sedangkan menurut Oemar Hamalik, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. Kurikulum menurut pengertian modern adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang di rencanakan dan di organisir untuk di atasi siswa untuk mencapai tujuan dan merupakan keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar.
Dalam pendidikan formal kurikulum merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengajaran, saat itu asumsi yang di bangun adalah kurikulum yang merupakan wahana belajar mengajar yang dinamis dan dikembangkan terus menerus sesuai dengan kondisi dan
 perkembangan masyarakat, kurikulum ini berlaku selama 9 tahun karena pengajaran berpangkal padanya. Dalam kurikulum terangkum pula pengajaran yang menentukan kemana dan bagaimana seorang anak didik diarahkan dalam perkembangan segenap potensinya. Kurikulum selalu menyangkut persoalan mengenai apa yang hendak diajarkan dan mengapa hal itu diajarkan, karena itu kurikulum tidak terlepas dari pengajaran.
2.2  Sejarah Perkembangan Kurikulum 1984
Kurikulum  1984 berlaku berdasarkan keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal 22 oktober 1983 tentang perbaikan kurikulum. Kurikulum ini di susun karena kurikulum terdahulu di anggap memiliki banyak kekurangan.
Ada 4 aspek yang di sempurnakan dalam kurikum,
lum 1984 yakni:
1.      Pelaksanaan PSPB
2.      Penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum
3.      Pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antar ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
4.      Pelaksanaan pelajaran berdasarkan kerundatan belajar yang di sesuaikaan dengan kecepatan belajar masing-masing peserta didik
Kurikulum 1984 banyak dipengaruhi oleh aliran Humanistik yang memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah dan meneliti lingkungannya. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan hingga melaporkan. Model ini disebut cara belajar siswa aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL). Oleh sebab itu kurikulum 1984 menggunakan pendekatan proses, disamping tetap menggunakan orientasi pada tujuan. Kurikulum 1984 menyusung proses skill approach.
2.3  Dasar Perubahan Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984 (Komalawati, 2011).
Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975 oleh karena itu juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Prof. D. Conny R.Semiawan, kepala pusat kurikulum depdiknas periode 1980-1986 yang juga rector IKIP Jakarta (Universitas Negeri Jakarta) periode 1984-1992.
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya adalah sebagai berikut:
    1.      Terdapat beberapa unsure dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
      2.      Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik
     3.      Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah
     4.      Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang
   5.      Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah
     6.      Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja
2.4  Dasar Perubahan Kurikulum 1984 ke Kurikulum 1994
Adapun yang menjadi latar belakang diberlakukannya kurikulum 1994 adalah sebagai berikut:
1.      Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-undang.
2.      Bahwa untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat, serta kebutuhan pembangunan.
3.      Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasana pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada system semester ke system caturwulan. Dengan system caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak (Komalawati, 2011).
2.5  Ciri-ciri kurikulum 1984
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Berorientasi kepada tujuan intruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pembeian pengalaman belajar pada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar funsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.
b.      Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
c.       Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran diberikan.
d.      Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
e.       Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semi abstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.
f.       Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran (Komalawati, 2011). 
2.6  Pendekatan Kurikulum 1984
Pendekatan dalam kurikulum 1984 yaitu menerapkan pendekatan pembelajaran CBSA dan Keterampilan Proses.
1.      Pendekatan Keterampilan Proses.
Pendekatan Ketrampilan Proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang bertujuan untuk menanamkan keterampilan fisik dan mental peserta didik. Keterampilan Proses mulai dikembangkan oleh Pusat Kurikulum mulai tahun 1980 sd tahun 1983 khususnya dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di tingkat Sekolah Dasar.
2.      Pendekatan CBSA
Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif merupakan Proses belajar-mengajar dilaksanakan dengan lebih banyak mengacu kepada bagaimana peserta didik belajar, selain kepada apa yang ia pelajari. Dengan demikian proses belajar mengajar perlu berpusat pada peserta didik (student centered) daripada berpusat pada guru (teacher centered).
2.7  Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1984
A.    Kelebihan Kurikulum 1984
     1.      Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut secara rinci, sehingga guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya.
   2.      Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui keberanian memberikan pendapat.
     3.      Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah berlangsung yang ditunjukkan dengan peningkatan diri dalam melaksanakan tugas.
      4.      Anak dapat belajar dari pengalaman langsung.
      5.      Kualitas interaksi antara siswa sangat tinggi, baik intelektual maupun sosial.
      6.      Memasyarakatkan keterampilan berdiskusi yang diperlukan dengan berpartisipasi secara aktif.
B.     Kekurangan Kurikulum 1984
     1.      Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan menyolok.
     2.      Adanya ketergantungan pada guru dan siswa pada materi dalam suatu buku teks dan metode yang disebut secara rinci, sehingga membentuk guru dan siswa tidak kreatif untuk menentukan metode yang tepat dan memiliki sumber belajar sangat terbatas.
      3.      Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak pendapat peserta lain.
     4.      Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh akan ketinggalan.
     5.      Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga prakarsa serta tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar sangat kurang.
    6.      Diperlukan waktu yang banyak dalam pembelajaran menyebabkan materi pelajaran tidak dapat tuntas dikuasai siswa.
     7.      Guru kurang berperan aktif (Pertiwi, 2013)




BAB III

PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kurikulum  tahun 1984 masih banyak memiliki kekurangan yaitu siswa menjadi kurang aktif karena guru lebih banyak berperan. Selain itu siswa yang pandai akan semakin bertambah pandai sedangkan siswa yang kurang pandai akan ketinggalan berdasarkan hal tersebut, pemerintah melakukan perubahan kurikulum yaitu kurikulum 1994 yang dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984.
3.2  Saran
Saran penulis bagi pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan semoga kurikulum di Indonesia dapat mensejahterakan dan memajukan generasi penerus bangsa.

Potoutusan Group November 25, 2019 CB Blogger Indonesia

Makalah Kurikulum

Posted by Potoutusan Group on Monday, November 25, 2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang contohnya kurikulum. Menurut Sukmadinata (2008), Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum memiliki empat komponen, yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akan terganggu pula.
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang  dalam GBHN 1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.
1.2  Rumusan masalah
      1.      Bagaimana Perkembangan Kurikulum di Indonesia?
      2.      Apa yang mendasari terjadinya perubahan kurikulum dari tahun 1975 ke kurikulum 1984?
      3.      Apa yang mendasari terjadinya perubahan kurikulum dari tahun 1984 ke kurikulum 1994?
      4.      Bagaimana ciri-ciri kurikulum 1984?
      5.      Bagaimana pendekatan dalam kurikulum 1984?  
      6.      Apa saja kelebihan dan kekurangan kurikulum 1984?

1.3  Tujuan
      1.      Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kurikulum di Indonesia
      2.      Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang mendasari terjadinya perubahan kurikulum dari tahun 1975 ke kurikulum 1984
      3.      Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang mendasari terjadinya perubahan kurikulum dari tahun 1984 ke kurikulum 1994
      4.      Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri kurikulum 1984
      5.      Mahasiswa pendekatan dalam kurikulum 1984
      6.      Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum 1984




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Kurikulum
Pengertian Kurikulum dalam arti sempit adalah sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat. Sedangkan menurut Oemar Hamalik, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. Kurikulum menurut pengertian modern adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang di rencanakan dan di organisir untuk di atasi siswa untuk mencapai tujuan dan merupakan keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar.
Dalam pendidikan formal kurikulum merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengajaran, saat itu asumsi yang di bangun adalah kurikulum yang merupakan wahana belajar mengajar yang dinamis dan dikembangkan terus menerus sesuai dengan kondisi dan
 perkembangan masyarakat, kurikulum ini berlaku selama 9 tahun karena pengajaran berpangkal padanya. Dalam kurikulum terangkum pula pengajaran yang menentukan kemana dan bagaimana seorang anak didik diarahkan dalam perkembangan segenap potensinya. Kurikulum selalu menyangkut persoalan mengenai apa yang hendak diajarkan dan mengapa hal itu diajarkan, karena itu kurikulum tidak terlepas dari pengajaran.
2.2  Sejarah Perkembangan Kurikulum 1984
Kurikulum  1984 berlaku berdasarkan keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal 22 oktober 1983 tentang perbaikan kurikulum. Kurikulum ini di susun karena kurikulum terdahulu di anggap memiliki banyak kekurangan.
Ada 4 aspek yang di sempurnakan dalam kurikum,
lum 1984 yakni:
1.      Pelaksanaan PSPB
2.      Penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum
3.      Pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antar ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
4.      Pelaksanaan pelajaran berdasarkan kerundatan belajar yang di sesuaikaan dengan kecepatan belajar masing-masing peserta didik
Kurikulum 1984 banyak dipengaruhi oleh aliran Humanistik yang memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah dan meneliti lingkungannya. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan hingga melaporkan. Model ini disebut cara belajar siswa aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL). Oleh sebab itu kurikulum 1984 menggunakan pendekatan proses, disamping tetap menggunakan orientasi pada tujuan. Kurikulum 1984 menyusung proses skill approach.
2.3  Dasar Perubahan Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984 (Komalawati, 2011).
Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975 oleh karena itu juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Prof. D. Conny R.Semiawan, kepala pusat kurikulum depdiknas periode 1980-1986 yang juga rector IKIP Jakarta (Universitas Negeri Jakarta) periode 1984-1992.
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya adalah sebagai berikut:
    1.      Terdapat beberapa unsure dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
      2.      Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik
     3.      Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah
     4.      Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang
   5.      Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah
     6.      Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja
2.4  Dasar Perubahan Kurikulum 1984 ke Kurikulum 1994
Adapun yang menjadi latar belakang diberlakukannya kurikulum 1994 adalah sebagai berikut:
1.      Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-undang.
2.      Bahwa untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat, serta kebutuhan pembangunan.
3.      Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasana pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada system semester ke system caturwulan. Dengan system caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak (Komalawati, 2011).
2.5  Ciri-ciri kurikulum 1984
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Berorientasi kepada tujuan intruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pembeian pengalaman belajar pada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar funsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.
b.      Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
c.       Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran diberikan.
d.      Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
e.       Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semi abstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.
f.       Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran (Komalawati, 2011). 
2.6  Pendekatan Kurikulum 1984
Pendekatan dalam kurikulum 1984 yaitu menerapkan pendekatan pembelajaran CBSA dan Keterampilan Proses.
1.      Pendekatan Keterampilan Proses.
Pendekatan Ketrampilan Proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang bertujuan untuk menanamkan keterampilan fisik dan mental peserta didik. Keterampilan Proses mulai dikembangkan oleh Pusat Kurikulum mulai tahun 1980 sd tahun 1983 khususnya dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di tingkat Sekolah Dasar.
2.      Pendekatan CBSA
Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif merupakan Proses belajar-mengajar dilaksanakan dengan lebih banyak mengacu kepada bagaimana peserta didik belajar, selain kepada apa yang ia pelajari. Dengan demikian proses belajar mengajar perlu berpusat pada peserta didik (student centered) daripada berpusat pada guru (teacher centered).
2.7  Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1984
A.    Kelebihan Kurikulum 1984
     1.      Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut secara rinci, sehingga guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya.
   2.      Prakarsa siswa dapat lebih dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui keberanian memberikan pendapat.
     3.      Keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah berlangsung yang ditunjukkan dengan peningkatan diri dalam melaksanakan tugas.
      4.      Anak dapat belajar dari pengalaman langsung.
      5.      Kualitas interaksi antara siswa sangat tinggi, baik intelektual maupun sosial.
      6.      Memasyarakatkan keterampilan berdiskusi yang diperlukan dengan berpartisipasi secara aktif.
B.     Kekurangan Kurikulum 1984
     1.      Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan menyolok.
     2.      Adanya ketergantungan pada guru dan siswa pada materi dalam suatu buku teks dan metode yang disebut secara rinci, sehingga membentuk guru dan siswa tidak kreatif untuk menentukan metode yang tepat dan memiliki sumber belajar sangat terbatas.
      3.      Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak pendapat peserta lain.
     4.      Siswa yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang bodoh akan ketinggalan.
     5.      Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga prakarsa serta tanggung jawab siswa atau mahasiswa dalam kegiatan belajar sangat kurang.
    6.      Diperlukan waktu yang banyak dalam pembelajaran menyebabkan materi pelajaran tidak dapat tuntas dikuasai siswa.
     7.      Guru kurang berperan aktif (Pertiwi, 2013)




BAB III

PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kurikulum  tahun 1984 masih banyak memiliki kekurangan yaitu siswa menjadi kurang aktif karena guru lebih banyak berperan. Selain itu siswa yang pandai akan semakin bertambah pandai sedangkan siswa yang kurang pandai akan ketinggalan berdasarkan hal tersebut, pemerintah melakukan perubahan kurikulum yaitu kurikulum 1994 yang dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984.
3.2  Saran
Saran penulis bagi pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan semoga kurikulum di Indonesia dapat mensejahterakan dan memajukan generasi penerus bangsa.

No comments :

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments ( Atom )

Total Pageviews

Recent Posts

Popular Posts

  • Download Template Undangan Gratis Video dan Cetak (Format PPT dan PSD)
  • Modul 4 - Pelatihan Photoshop
  • Makalah Anabolisme Lipid
  • Termudah! 2 Cara Cek Spesifikasi Laptop/Komputer
  • Chord Guitar Amigdala - Kukira Kau Rumah
Powered by Blogger.

Report Abuse

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Popular Posts

  • Chord Gitar dan Lirik Enau - Negara Lucu
    Capo : 2 [verse] C G C Sudut pandangku tentang mereka F G C Yang banyak tanya tanp...
  • Chord Gitar dan Lirik Chrisye - Damai Bersamamu
    Intro : C G F G C G Am G F C C                      G                      C Aku Termenung Di Bawah Mentari F                        ...
  • Chord Gitar dan Lirik Lagu Enau - Krisis Solusi
    Intro : Bm [Verse 1]   Bm    E Lampu sen kiri belok kekanan     F#m Siapa yang pernah melakukannya   Bm    E Dikasi halal mau ...
  • Chord Gitar dan Lirik Enau - Warung Kopi
    Intro : Am D G Bm Fm Am D         G                    C# Maju kena mundur kena               Am               D zaman banyak ken...
  • Makalah Anabolisme
    BAB I PENDAHULUAN   A.       Latar Belakang Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di...
  • Chord Gitar dan Lirik Enau - Tanpa Koma
    Intro : Em - C - G 2x Verse I        Am Tanpa koma ku dibully       D      G Caci maki ku konsumsi        Am Fisik tolak ukur mer...
  • Makalah Makanan, Kesehatan, Penyakit Dan Pencegahannya
    BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Makanan adalah kebutuhan sehari-hari bagi manusia, Kesehatan merupakan hal terpenting dalam hidup ki...
Terimakasih Telah Berkunjung Ke Blog Kami :)

Loading...

Copyright © Tampat Balajar. All rights reserved