Monday, October 28, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Katabolisme
disebut juga respirasi, merupakan proses pemecahan bahan organik menjadi bahan
anorganik dan melepaskan sejumlah energi (reaksi eksergonik). Respirasi
dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel
tumbuhan maupun sel hewan dan manusia.
Respirasi ini dilakukan baik siang maupun malam.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian dari katabolisme ?
2.
Tahap-tahap apa sajakah yang terdapat dalam proses
katabolosme karbohidrat ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari katabolisme
2.
Untuk mengetahui apa saja tahap-tahap yang terdapat dalam
proses katabolisme karbohidrat
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Katabolisme
Katabolisme merupakan reaksi
pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa yang lebih
sederhana (anorganik). Dalam reaksi penguraian tersebut dapat dihasilkan energi
yang berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan senyawa kimia yang mengalami
penguraian. Tetapi energi yang dihasilkan itu tidak dapat langsung digunakan
oleh sel, melainkan harus diubah dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) yang mengandung energi tinggi.
Tujuan utama reaksi katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung
di dalam senyawa sumber, yaitu Adenosin
Trifosfat (ATP).
A. Katabolisme karbohidrat
Katabolisme karbohidrat biasa
juga disebut respirasi sel. Respirasi sel berlangsung di dalam mitokondria
melalui proses glikolisis, dilanjutkan dengan proses dekarboksilasi oksidatif
kemudian siklus Krebs, di mana pada setiap tingkatan proses ini dihasilkan
energy berupa ATP (Adenosin Tri Phosphat) dan hidrogen. Hidrogen yang berenergi
bergabung dengan akseptor hidrogen untuk dibawa ke transfer elektron, energinya
dilepaskan dan hidrogen diterima oleh O2 menjadi H2O. Di dalam proses respirasi
sel, bahan bakarnya adalah gula heksosa. Pembakaran tersebut memerlukan oksigen
bebas, sehingga reaksi keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut.
Dalam respirasi, gula heksosa
mengalami pembongkaran dengan proses yang sangat panjang. Pertama kali, glukosa
sebagai bahan bakar mengalami proses fosforilasi, yaitu proses penambahan
fosfat kepada molekul-molekul glukosa hingga menjadi fruktosa-1,6 difosfat.
Pada fosforilasi, ATP dan ADP memegang peranan penting sebagai pengisi fosfat.
Adapun pengubahan fruktosa-1,6
difosfat hingga akhirnya menjadi CO2 dan H2O dapat dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan
transfer elektron.
2.
Tahap-tahap dalam proses
katabolosme karbohidrat
a.
Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian
reaksi yang menguraikan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat
serta NADH dan ATP. Jalur reaksi ini disebut juga jalur Embden-Mayerhoff-Parns
(EMP). Glikolisis berlangsung di sitosol, merupakan proses pemecahan molekul
glukosa yang memiliki 6 atom C menjadi dua molekul asam piruvat yang memiliki 3
atom C.
Pertama-tama,
glukosa mendapat tambahan satu gugus fosfat dari satu molekul ATP, yang
kemudian berubah menjadi ADP, membentuk glukosa 6-fosfat. Setelah itu,
glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim menjadi isomernya, yaitu fruktosa 6-fosfat. Satu molekul ATP yang lain memberikan satu gugus fosfatnya kepada fruktosa
6-fosfat, yang membuat ATP tersebut
menjadi ADP dan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa1,6-difosfat.
Kemudian, fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi dua senyawa yang saling isomer
satusama lain, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan
PGAL (fosfogliseraldehid
atau gliseraldehid 3-fosfat). Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL masing-masing mengalami oksidasi dan
mereduksi NAD+, sehingga terbentuk NADH, dan mengalami penambahan molekul fosfat
anorganik (Pi) sehingga terbentuk 1,3-difosfogliserat. Kemudian
masing-masing1,3-difosfogliserat melepaskan satu gugus fosfatnya dan
berubah menjadi 3-fosfogliserat,
dimana gugus fosfat yang dilepas oleh
masing-masing 1,3-difosfogliserat dipindahkan kedua molekul ADP dan membentuk
dua molekul ATP. Setelah itu, 3-fosfogliserat mengalami isomerisasi
menjadi 2-fosfogliserat. Setelah menjadi 2-fosfogliserat, sebuah molekul air
dari masing-masing 2-fosfogliserat dipisahkan, menghasilkan fosfoenolpiruvat.
Terakhir, masing-masing fosfoenolpiruvat melepaskan gugus fosfat terakhirnya,
yang kemudian diterima oleh dua molekul ADP untuk membentuk ATP, dan
berubah menjadi asam
piruvat. Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan
menghasilkan produk kotor berupa 2
molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, 4 molekul ATP, dan 2 molekul air.
Akan tetapi, pada awal reaksi ini telah digunakan 2 molekul ATP, sehingga
hasil bersih reaksi ini adalah2 molekul asam piruvat (C3H4O3),
2 molekul NADH, 2 molekul
ATP, 2 molekul air (H2O).
Gambar 1. Glikolisis
b.
Dekarboksilasi Oksidatif
Pada perjalanan reaksi
berikutnya, asam piruvat tergantung pada ketersediaan oksigen dalam sel. Jika
oksigen cukup tersedia, asam piruvat dalam mitokondria akan mengalami dekarboksilasi oksidatif yaitu
mengalami pelepasan CO2 dan reaksi oksidasi dengan pelepasan 2 atom H (reaksidehidrogenasi). Dekarboksilasi
oksidatif berlangsung di matriks mitokondria, Pada langkah ini 2 molekul
asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis masing-masing diubah menjadi
Asetil-KoA (asetil koenzim A) dan menghasilkan 2 NADH.
Selama proses tersebut
berlangsung, maka asam piruvat akan bergabung dengan koenzim A (KoA–SH) yang membentuk asetil koenzim
A (asetyl KoA). Dalam suasana aerob yang berlangsung di membran krista
mitakondria terbentuk juga hasil yang lain, yaitu NADH2 dari NAD yang menangkap
lepasnya 2 atom H yang berasal dari reaksi dehidrogenasi. Kemudian kumpulan
NADH2 diikat oleh rantai respirasi di dalam mitokondria. Setelah asam piruvat
bergabung dengan koenzim dan membentuk asetil Co-A kemudian masuk dalam tahap
siklus Krebs. Selanjutnya, asetil Ko-A yang masuk dalam tahap ketiga yaitu
siklus Krebs atau siklus asam sitrat.
Gambar2.
Dekarboksilasi Oksidatif
c.
Siklus Krebs
Siklus Krebs berasal dari nama
penemuannya yaitu Sir Hans Krebs (1980-1981), seorang ahli biokimia Jerman yang
mengemukakan bahwa glukosa secara perlahan dipecah di dalam mitokondria sel
dengan suatu siklus dinamakan siklus Krebs. Daur Krebs yang berlangsung di
matriks mitokondria disebut juga daur asam sitrat atau daur asam trikarboksilat
dan berlangsung pada matriks mitokondria. Asetil-KoA yang terbentuk pada
dekarboksilasi oksidatif, memasuki daur ini. Pada akhir siklus dihasilkan 2
ATP,6 NADH, 2 FADH, dan 4 CO2.
Asetil koenzim A masuk siklus
Krebs melalui reaksi hidrolisis dengan melepas koenzim A dan gugus asetil
(mengadung 2 atom C), kemudian bergabung dengan asam oksaloasetat (4 atom C)
membentuk asam sitrat (6 atom C). Energi yang digunakan untuk pembentukan asam
sitrat berasal dari ikatan asetil koenzim A. Selanjutnya, asam sitrat (C6)
secara bertahap menjadi asam oksaloasetat (C4) lagi yang kemudian akan
bergabung dengan asetil Ko–A. Peristiwa pelepasan atom C diikuti dengan
pelepasan energy tinggi berupa ATP yang dapat langsung digunakan oleh sel.
Selama berlangsungnya reaksi oksigen yang diambil dari air untuk digunakan
mengoksidasi dua atom C menjadi CO2, proses tersebut disebut dekarboksilasioksidatif.
Dalam setiap oksidasi 1 molekul
asetil koenzim A akan dibebaskan 1 molekul ATP, 8 atom H, dan 2 molekul CO2.
Atom H yang dilepaskan itu kemudian ditangkap oleh Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD) dan Flavin Adenin Dinukleotida (FAD)
untuk dibawa menuju sistem transpornyang direaksikan dengan oksigen
menghasilkan air.asetil Ko–A melepas 2 atom C-nya yang ditangkap oleh oksalo
asetat menjadi asam sitrat. Karena adanya penambahan dan pelepasan H2O, selanjutnyaasam sitrat diubah
menjadiasam isositrat. Asam isositrat kemudian melepaskan gugus karboksil (CO2) terbentuk asam α-Ketoglutamat yang
disertai dengan pelepasanhidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk
NADH. Selanjutnya asam α-Ketoglutamat juga melepaskan gugus karboksit (CO2)
disertai dengan pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD
membentuk NADH. Asam α -Ketoglutamat lalu berikatan dengan molekul Ko-A
membentuk suksinat Ko–A. KoA kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P)
berasal dari GTP, terikat pada ADP membentuk ATP, menyebabkan suksinil Ko-A
berubah menjadi asam suksinat.
Asam suksinat melepaskan 2
hidrogen (2H) dan elektron yang ditangkap FAD membentuk FADH2, asam suksinat
berubah menjadi asam fumarat.Kemudian asam fumarat dapat menggunakan air (H2O)
menjadi asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron
ditangkap oleh NAD+ membentuk NADH.Dan akhirnya asam malat berubah
menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer 2 atom
karbon (2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus Krebs kembali. Pada akhir
siklus Krebs ini akan terbentuk kembali asam oksaloasetat yang berikatan dengan
molekul asetil koenzim A yang lain dan berlangsung kembali siklus Krebs, karena
selama reaksi oksidasi pada molekul glukosahanya dihasilkan 2 molekul asetil
koenzim A, maka siklus Krebs harus berlangsung sebanyak dua kali. Jadi hasil
bersih dari oksidasi 1 molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP,6 NADH, 2 FADH dan 4
CO2.
Gambar
3. Siklus Krabs
d.
Transfer Elektron
Rantai transpor elektron
berlangsung pada krista mitokondria. Prinsip dari reaksi ini adalah: setiap
pemindahan ion H (elektron) yang dilepas dari dua langkah pertama tadi antar
akseptor dihasilkan energi yang digunakan untuk pembentukan ATP. Pada saat
masuk ke rantai transpor elektron, molekul tersebut mengalami rangkaian reaksi
oksidasi-reduksi (Redoks) yang terjadi secara berantai dengan melibatkan
beberapa zat perantara untuk menghasilkan ATP dan H2O.
Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH dan
FAH sebanyak 10 dan 2 molekul. Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH
dan kedua molekul FADH2tersebut mengalami oksidasi. Dengan reaksi berikut
: Setiap oksidasi NADH menghasilk an
kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2. Jadi dalam transpor elektron dihasilkan
kira-kira 34 ATP. Ditambah dari
hasil glikolisis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari satu molekul glukosa.
Gambar
4. Transport Elektron
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Katabolisme merupakan reaksi
pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa yang lebih
sederhana (anorganik). Tahap-tahap dalam proses katabolosme karbohidrat yaitu
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transport elektron.
B.
Saran
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami membutuhkan
beberapa saran dan kritik yang membangun untuk hasil yang lebih baik agar
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. dapat di akses
pada http :// www. unpak.
ac.id/plpg / Slide _IPA _ Biologi _Fotosintesis_anabolisme_katabolisme
(PLPG-2012).pdf.
Potoutusan Group October 28, 2019 CB Blogger Indonesia
Makalah Katabolisme
Posted by
Potoutusan Group on Monday, October 28, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Katabolisme
disebut juga respirasi, merupakan proses pemecahan bahan organik menjadi bahan
anorganik dan melepaskan sejumlah energi (reaksi eksergonik). Respirasi
dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel
tumbuhan maupun sel hewan dan manusia.
Respirasi ini dilakukan baik siang maupun malam.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian dari katabolisme ?
2.
Tahap-tahap apa sajakah yang terdapat dalam proses
katabolosme karbohidrat ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari katabolisme
2.
Untuk mengetahui apa saja tahap-tahap yang terdapat dalam
proses katabolisme karbohidrat
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Katabolisme
Katabolisme merupakan reaksi
pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa yang lebih
sederhana (anorganik). Dalam reaksi penguraian tersebut dapat dihasilkan energi
yang berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan senyawa kimia yang mengalami
penguraian. Tetapi energi yang dihasilkan itu tidak dapat langsung digunakan
oleh sel, melainkan harus diubah dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) yang mengandung energi tinggi.
Tujuan utama reaksi katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung
di dalam senyawa sumber, yaitu Adenosin
Trifosfat (ATP).
A. Katabolisme karbohidrat
Katabolisme karbohidrat biasa
juga disebut respirasi sel. Respirasi sel berlangsung di dalam mitokondria
melalui proses glikolisis, dilanjutkan dengan proses dekarboksilasi oksidatif
kemudian siklus Krebs, di mana pada setiap tingkatan proses ini dihasilkan
energy berupa ATP (Adenosin Tri Phosphat) dan hidrogen. Hidrogen yang berenergi
bergabung dengan akseptor hidrogen untuk dibawa ke transfer elektron, energinya
dilepaskan dan hidrogen diterima oleh O2 menjadi H2O. Di dalam proses respirasi
sel, bahan bakarnya adalah gula heksosa. Pembakaran tersebut memerlukan oksigen
bebas, sehingga reaksi keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut.
Dalam respirasi, gula heksosa
mengalami pembongkaran dengan proses yang sangat panjang. Pertama kali, glukosa
sebagai bahan bakar mengalami proses fosforilasi, yaitu proses penambahan
fosfat kepada molekul-molekul glukosa hingga menjadi fruktosa-1,6 difosfat.
Pada fosforilasi, ATP dan ADP memegang peranan penting sebagai pengisi fosfat.
Adapun pengubahan fruktosa-1,6
difosfat hingga akhirnya menjadi CO2 dan H2O dapat dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan
transfer elektron.
2.
Tahap-tahap dalam proses
katabolosme karbohidrat
a.
Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian
reaksi yang menguraikan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat
serta NADH dan ATP. Jalur reaksi ini disebut juga jalur Embden-Mayerhoff-Parns
(EMP). Glikolisis berlangsung di sitosol, merupakan proses pemecahan molekul
glukosa yang memiliki 6 atom C menjadi dua molekul asam piruvat yang memiliki 3
atom C.
Pertama-tama,
glukosa mendapat tambahan satu gugus fosfat dari satu molekul ATP, yang
kemudian berubah menjadi ADP, membentuk glukosa 6-fosfat. Setelah itu,
glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim menjadi isomernya, yaitu fruktosa 6-fosfat. Satu molekul ATP yang lain memberikan satu gugus fosfatnya kepada fruktosa
6-fosfat, yang membuat ATP tersebut
menjadi ADP dan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa1,6-difosfat.
Kemudian, fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi dua senyawa yang saling isomer
satusama lain, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan
PGAL (fosfogliseraldehid
atau gliseraldehid 3-fosfat). Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL masing-masing mengalami oksidasi dan
mereduksi NAD+, sehingga terbentuk NADH, dan mengalami penambahan molekul fosfat
anorganik (Pi) sehingga terbentuk 1,3-difosfogliserat. Kemudian
masing-masing1,3-difosfogliserat melepaskan satu gugus fosfatnya dan
berubah menjadi 3-fosfogliserat,
dimana gugus fosfat yang dilepas oleh
masing-masing 1,3-difosfogliserat dipindahkan kedua molekul ADP dan membentuk
dua molekul ATP. Setelah itu, 3-fosfogliserat mengalami isomerisasi
menjadi 2-fosfogliserat. Setelah menjadi 2-fosfogliserat, sebuah molekul air
dari masing-masing 2-fosfogliserat dipisahkan, menghasilkan fosfoenolpiruvat.
Terakhir, masing-masing fosfoenolpiruvat melepaskan gugus fosfat terakhirnya,
yang kemudian diterima oleh dua molekul ADP untuk membentuk ATP, dan
berubah menjadi asam
piruvat. Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan
menghasilkan produk kotor berupa 2
molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, 4 molekul ATP, dan 2 molekul air.
Akan tetapi, pada awal reaksi ini telah digunakan 2 molekul ATP, sehingga
hasil bersih reaksi ini adalah2 molekul asam piruvat (C3H4O3),
2 molekul NADH, 2 molekul
ATP, 2 molekul air (H2O).
Gambar 1. Glikolisis
b.
Dekarboksilasi Oksidatif
Pada perjalanan reaksi
berikutnya, asam piruvat tergantung pada ketersediaan oksigen dalam sel. Jika
oksigen cukup tersedia, asam piruvat dalam mitokondria akan mengalami dekarboksilasi oksidatif yaitu
mengalami pelepasan CO2 dan reaksi oksidasi dengan pelepasan 2 atom H (reaksidehidrogenasi). Dekarboksilasi
oksidatif berlangsung di matriks mitokondria, Pada langkah ini 2 molekul
asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis masing-masing diubah menjadi
Asetil-KoA (asetil koenzim A) dan menghasilkan 2 NADH.
Selama proses tersebut
berlangsung, maka asam piruvat akan bergabung dengan koenzim A (KoA–SH) yang membentuk asetil koenzim
A (asetyl KoA). Dalam suasana aerob yang berlangsung di membran krista
mitakondria terbentuk juga hasil yang lain, yaitu NADH2 dari NAD yang menangkap
lepasnya 2 atom H yang berasal dari reaksi dehidrogenasi. Kemudian kumpulan
NADH2 diikat oleh rantai respirasi di dalam mitokondria. Setelah asam piruvat
bergabung dengan koenzim dan membentuk asetil Co-A kemudian masuk dalam tahap
siklus Krebs. Selanjutnya, asetil Ko-A yang masuk dalam tahap ketiga yaitu
siklus Krebs atau siklus asam sitrat.
Gambar2.
Dekarboksilasi Oksidatif
c.
Siklus Krebs
Siklus Krebs berasal dari nama
penemuannya yaitu Sir Hans Krebs (1980-1981), seorang ahli biokimia Jerman yang
mengemukakan bahwa glukosa secara perlahan dipecah di dalam mitokondria sel
dengan suatu siklus dinamakan siklus Krebs. Daur Krebs yang berlangsung di
matriks mitokondria disebut juga daur asam sitrat atau daur asam trikarboksilat
dan berlangsung pada matriks mitokondria. Asetil-KoA yang terbentuk pada
dekarboksilasi oksidatif, memasuki daur ini. Pada akhir siklus dihasilkan 2
ATP,6 NADH, 2 FADH, dan 4 CO2.
Asetil koenzim A masuk siklus
Krebs melalui reaksi hidrolisis dengan melepas koenzim A dan gugus asetil
(mengadung 2 atom C), kemudian bergabung dengan asam oksaloasetat (4 atom C)
membentuk asam sitrat (6 atom C). Energi yang digunakan untuk pembentukan asam
sitrat berasal dari ikatan asetil koenzim A. Selanjutnya, asam sitrat (C6)
secara bertahap menjadi asam oksaloasetat (C4) lagi yang kemudian akan
bergabung dengan asetil Ko–A. Peristiwa pelepasan atom C diikuti dengan
pelepasan energy tinggi berupa ATP yang dapat langsung digunakan oleh sel.
Selama berlangsungnya reaksi oksigen yang diambil dari air untuk digunakan
mengoksidasi dua atom C menjadi CO2, proses tersebut disebut dekarboksilasioksidatif.
Dalam setiap oksidasi 1 molekul
asetil koenzim A akan dibebaskan 1 molekul ATP, 8 atom H, dan 2 molekul CO2.
Atom H yang dilepaskan itu kemudian ditangkap oleh Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD) dan Flavin Adenin Dinukleotida (FAD)
untuk dibawa menuju sistem transpornyang direaksikan dengan oksigen
menghasilkan air.asetil Ko–A melepas 2 atom C-nya yang ditangkap oleh oksalo
asetat menjadi asam sitrat. Karena adanya penambahan dan pelepasan H2O, selanjutnyaasam sitrat diubah
menjadiasam isositrat. Asam isositrat kemudian melepaskan gugus karboksil (CO2) terbentuk asam α-Ketoglutamat yang
disertai dengan pelepasanhidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk
NADH. Selanjutnya asam α-Ketoglutamat juga melepaskan gugus karboksit (CO2)
disertai dengan pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD
membentuk NADH. Asam α -Ketoglutamat lalu berikatan dengan molekul Ko-A
membentuk suksinat Ko–A. KoA kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P)
berasal dari GTP, terikat pada ADP membentuk ATP, menyebabkan suksinil Ko-A
berubah menjadi asam suksinat.
Asam suksinat melepaskan 2
hidrogen (2H) dan elektron yang ditangkap FAD membentuk FADH2, asam suksinat
berubah menjadi asam fumarat.Kemudian asam fumarat dapat menggunakan air (H2O)
menjadi asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron
ditangkap oleh NAD+ membentuk NADH.Dan akhirnya asam malat berubah
menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer 2 atom
karbon (2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus Krebs kembali. Pada akhir
siklus Krebs ini akan terbentuk kembali asam oksaloasetat yang berikatan dengan
molekul asetil koenzim A yang lain dan berlangsung kembali siklus Krebs, karena
selama reaksi oksidasi pada molekul glukosahanya dihasilkan 2 molekul asetil
koenzim A, maka siklus Krebs harus berlangsung sebanyak dua kali. Jadi hasil
bersih dari oksidasi 1 molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP,6 NADH, 2 FADH dan 4
CO2.
Gambar
3. Siklus Krabs
d.
Transfer Elektron
Rantai transpor elektron
berlangsung pada krista mitokondria. Prinsip dari reaksi ini adalah: setiap
pemindahan ion H (elektron) yang dilepas dari dua langkah pertama tadi antar
akseptor dihasilkan energi yang digunakan untuk pembentukan ATP. Pada saat
masuk ke rantai transpor elektron, molekul tersebut mengalami rangkaian reaksi
oksidasi-reduksi (Redoks) yang terjadi secara berantai dengan melibatkan
beberapa zat perantara untuk menghasilkan ATP dan H2O.
Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH dan
FAH sebanyak 10 dan 2 molekul. Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH
dan kedua molekul FADH2tersebut mengalami oksidasi. Dengan reaksi berikut
: Setiap oksidasi NADH menghasilk an
kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2. Jadi dalam transpor elektron dihasilkan
kira-kira 34 ATP. Ditambah dari
hasil glikolisis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari satu molekul glukosa.
Gambar
4. Transport Elektron
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Katabolisme merupakan reaksi
pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa yang lebih
sederhana (anorganik). Tahap-tahap dalam proses katabolosme karbohidrat yaitu
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transport elektron.
B.
Saran
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami membutuhkan
beberapa saran dan kritik yang membangun untuk hasil yang lebih baik agar
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. dapat di akses
pada http :// www. unpak.
ac.id/plpg / Slide _IPA _ Biologi _Fotosintesis_anabolisme_katabolisme
(PLPG-2012).pdf.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment