Friday, August 30, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Logam
atau metal adalah material (sebuah unsur, senyawa, atau paduan) yang biasanya keras tak tembus cahaya, berkilau, dan memiliki konduktivitas listrik dan termal yang baik. Logam umumnya dapat ditempa atau ditekan
permanen hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak dan juga fusibel (bisa dilelehkan) dan ulet (dapat ditarik hingga
membentuk kawat halus). Sekitar 91 dari 118 unsur dalam tabel periodik adalah logam,
sisanya adalah nonlogam atau metaloid. Beberapa unsur
menunjukkan sifat baik logam dan nonlogam sekaligus.
Logam-logam
tersebut diantaranya adalah besi, alumunium, perunggu, timah, kobalt seng dan
logam yang lainnya. Aneka jenis logam tersebut dapat tercipta langsung dari
alam atau dapat juga sengaja dibuat manusia dengan metode pencampuran aneka
logam yang ada untuk menghasilkan logam baru yang lebih kuat dan tahan korosi.
Logam
memiliki peranan penting dalam peradaban manusia dan telah dimanfaatkan
oleh manusia sejak berabad lamanya. Bahkan kita mengenal istilah zaman
perunggu, zaman besi. Sebagai contoh tanpa sumbangsih dari dunia metalurgi (pengolahan
metal), kita tak akan pernah kenal dengan musik rock, musik metalik.
Karena senar gitar yang dimainkan dalam gambar ini adalah produk dari
teknologi yang sangat kompleks. Inti dari senar dibuat dari baja lunak,
dengan memvariasikan kekerasan dan kelenturannya , bisa menghasilkan bunyi
yang berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bahan dari pembuatan logam?
2. Bagaimana proses pembuatan logam
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk mengetahui bahan dari pembuatan logam serta bagaimana proses
pembuatan logam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Klasifikasi Logam
Logam adalah salahsatu jenis material dari kelompok Materals Engineering. Dan untuk
klasifikasi dari logam dan paduannya (metal
alloys) adalah sebagai berikut:
Metal Alloys
|
|||||||||
Ferrous
|
|
Non Ferrous
|
|||||||
Carbon Steel
|
Cast iron
|
1. Copper & It's Alloys
|
|||||||
Low Alloy
|
Hight Alloy
|
|
1. Gray iron
|
2. Alumunium & It's Alloys
|
|||||
Low Carbon
|
Medium carbon
|
Hight Carbon
|
Stainless
|
2. Ductile (nodular) Iron
|
3. Magnesium & It's Alloys
|
||||
1. Plain
|
1. Plain
|
1. Tool
|
Tool
|
3. White Iron
|
4. Titanium & It's Alloys
|
||||
2. Hight
|
2. Heat
|
2. Plai
|
4. Malleable Iron
|
5. The refractory Metals
|
|||||
3. Strenght
|
3. Treatable
|
||||||||
4. Low
|
|||||||||
5. Carbon
|
1. Logam Ferro ( Carbon Steel & Cast Iron) komposisi karbon dalam besi
dan baja
Besi dan baja
tersusun sebagian besarnya dari unsur ferrous
(Fe)dan kemudian unsur karbon (C) yang membentuk larutan padat/paduan Fe-C.
Perbedaan antara besi dan baja jika ditinjau dari kadar karbon (C) dalam
larutan padat (solute solution) Fe-C
adalah baja memiliki komposisi karbon diatas 0% - 2% C. atau dalam buku yang
lain menjelaskan bahwa baja memiliki komposisi kaarbon maksimum 1,65% C.
Besi (cast iron) memiliki komposisi karbon
diatas 1,65% sampai maksimum 6,67% C. umumnya cast irons memiliki kurang lebih 3% sampai 4,5%.
2. Bijih besi (iron ore)
Bijih besi (iron ore) yang ditambang dari alam ini
merupakan material utama pembuatan besi dan baja yang kemudian dalanjutkan
dengan proses peleburan dalam tungku atau dapur peleburan (furnance). Iron ore diproses lebih dahulu untuk dijadikan besi
spons/pelat lalu dilanjutkan proses peleburan didalam tanur/dapur tinggi (blast furnance). Hasil dari peleburan
dari blast furnance adalah besi kasar
(pig iron) yang dalam keadaan cair
dimasukan kedalam furnance lain untuk
dijadikan cast iron atau steel
Iron ore yang ditambang dari alam ada beberapa macam, diantaranya
:
1.
Ferro Carbon/Siderit (FeCO3)
a.
Kandungan Fe anatar 33%-58%
b.
Tidak mengandung unsur P
c.
Berbentuk kristal pasir
d.
Berwarna kuning muda
e.
Dalam udara mudah terbentuk Fe(OH)3 yang berwarna biru
kehitaman
f.
Mudah direduksi
2.
Sperosiderit (FeCO3 + tanah liat)
a.
Berbentuk butiran halus
b.
Mudah direduksi
c.
Mengandung unsur P
3.
Batu Besi Merah (2Fe2O33H2O)
a.
Berbentuk batun
b.
Mengandung 33% Fe
c.
Mengandung unsur P
4.
Hematite (Fe2O3)
a.
Ada yang berbentuk batu yang bisa ditemui di Sulawesi Tengah yang
mengandung : 49%-69% Fe, 0,3% N, 0,096% S, 0,041% P
b.
Ada yang berbentuk butiran halus dan tanah liat yang bisa ditemui di
Teluk Bone yang mengandung 49%-68% Fe, 3,29% Cr, 0,73% Ni, 0,45% Mn, 0,07% C,
da sedikit sekali unsur P
5.
Magnetite (Fe3O4)
a.
Mengandung 77% Fe
b.
Warna hijau kehitaman
c.
Sedikti mengandung unsur P
d.
Dapat direduksi dengan dipanaskan FeO4 dipanaskan menjadi FeO3
+ FeO
6.
Pasir Besi
Hitam (Fe3O4)
a.
Kandungan Fe < 30%
b.
Mengandung 11% TiO2
2.2 Dasar-dasar Proses Pembuatan
Dasar dari Teknologl Mekanik adalah penyelesaian
proses logam dan non logam dari bentuk bijih besi (raw material) menjadi barang
yang dapat digunakan. Hampir semua logam dibuat mula-mula dalam bentuk balok
"ingot" (ingot casting) hasil proses pemurnian logam dari bijihnya,
yang kemudian merupakan bahan baku untuk proses selanjutnya. Proses ini
menyangkut penyelesaian suatu bahan yang mula-mula dicetak dalam suatu cetakan
kemudian dengan proses lain dibentuk, dipotong, dihaluskan, disambung atau
dirubah sifat phisisnya menjadi produk yang dikehendaki.
Pada
dasarnya, proses pembuatan benda kerja logam dapat dikelompokkan menjadi :
1. Proses pengecoran.
2. Proses pembentukan.
3. Proses pemotongan.
4. Proses penyambungan atau penyatuan.
5. Proses perlakuan phisis.
6. Proses penyelesaian atau pengerjaan akhir.
1.Proses
Pengecoran.
Proses pengecoran adalah suatu proses pembuatan yang
pada dasarnya merubah bentuk logam dengan cara mencairkan logam, kemudian dimasukkan
kedalam suatu cetakan dengan dtuang atau ditekan. Di dalam cetakan ini logam
cair akan membeku dan menyusut.
2. Proses Pembentukan
Proses
pembentukan logam adalah suatu proses pembuatan yang pada dasarnya dilakukan
dengan memberikan gaya luar (menekan, memadatkan menarik dsb.)
hingga berubah bentuk secara plastis. Bahan logam sebelumnya dapat dipanaskan
terlebih dahulu sampai mencapai batas tertentu atau logam tetap dingin dalam
arti dibawah batas temperatur
tertentu tsb. Kondisi pertama disebut proses pengerjaan panas (Hot Working
Process), sedang yang terakhir disebut proses pengerjaan dingin (Cold Working
Process).
Proses pembentukan ini memerlukan mesin-mesin dari
jenis ringan sampai berat, menghasilkan kekuatan tambahan, cocok untuk produksi
banyak, tetapi ketelitian bentuk serta ukuran sulit didapat kecuali dengan
teknologi khusus.
3. Proses Pemotongan
Proses pemotongan logam adalah proses pembuatan yang
menggunakan mesin-mesin perkakas potong untuk mendapatkan bentuk yang digunakan
dengan membuang sebagian material, sedang perkakas potongnya dibuat dari bahan yang lebih keras
dari pada logam yang dipotong.
Contoh
mesin : perkakas ini antara lain mesin bubut, mesin sekrap, mesin drill, mesin
freis dan lain-lain, sedang perkakas potongnya antara lain dari jenis HSS,
karbida dll. Proses
pemotongan ini dapat merupakan proses penyelesaian dari suatu produk dan dapat
juga merupakan. proses yang masih memerlukan proses pengerjaan lainnya.
4. Proses Penyambungan
Proses
ini sering diartikan pengelasan, tetapi sebenarnya pengelasan tersebut
merupakan bagian dari proses penyambungan. Pada dasarnya proses ini dapat
dilakukan tanpa atau dengan mencairkan logam yang disambung, dengan atau tanpa
logam pengisi, dengan atau tanpa tekanan dan dengan perekat atau adhesive.
Contoh
proses ini antara lain : pengelasan, solder, pengelingan dan lain-lain. Proses
penyambungan ini dapat dilakukan apabila komponen yang akan disambung sudah
melalui tahapan-tahapan proses yang disyaratkan, misalnya : pembersihan,
persiapan pada ujung yang akan disambung ataupun proses pengerjaan mesin
lainnya.
5. Proses Perlakuan
Phisi
Proses
perlakuan phisis adalah proses pengerjaan dengan jalan merubah sifat-sifat
phisis dari logam tanpa adanya perubahan bentuk fisik, seperti : proses
perlakuan panas (Heat Treatment), benturan peluru (Shot Peening) dan lain-lain.
6.
Proses Penyelesaian
Proses
ini digunakan untuk memberikan kondisi permukaan tertentu dari benda jadi
(produk), sehingga terjadi perubahan dimensi yang sangat kecil. Secara
keseluruhan, bentuk dan ukuran boleh dikata tidak mengalami perubahan yang
berarti. Kondisi permukaan tertentu yang dimaksud adalah antara lain bewarna
mengkilat, pemeliharaan-pencegahan dari perubahan unsur serta bentuk permukaan,
melalui proses pengecatan, proses anoda, pelaplsan permukaan dengan unsur
tertentu dan lain-lain.
2.3 Metal Fabrication
Technique (teknik pembuatan logam)
Proses pembuatan logam memiliki klasifikasi antara
lain mengalami deformasi plastic dan perubahan bentuk, pengerjaan pasan, gaya
deformasi yang diperlukan adalah leih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak
seberapa. Pada pengerjaan dingin diperlukan gaya yang lebih besar, akan tetapi
kekuatan logam tersebut akan meningkat dengan cukup berarti. Ada dua macam
proses pengerjaan logam :
A. Forming Operation
a.
Forging
b.
Rolling
c.
Extrusion
d.
Drawing
B. Casting
a.
Sand casting
b.
Die casting
c.
Investment casting
d.
Lost foam casting
e.
Continuous casting
2.3.1 Metal Forming
Operation (proses pengerjaan logam)
Forming operation adalah proses pengerjaan logam
dimana bentuk dari logam awal diubah dengan melalui proses deformasi plastis.
Macam-macam dari proses ini adalah forging(tempa), rolling(penggilingan),
extrusion(ekstrusi), dan drawing(penggambaran) adalah macam-macam dari proses
forming operation secara umum saat ini.
Proses pengerjaan logam dilakukan pada dua cara,
yaitu proses pengerjaan panas dan proses pengerjaan dingin. Pada pengerjaan
panas dilakukan diatas suhu rekristalisasi atau diatas daerah pengerasan.
Sedangkan proses pengerjaan dingin dilakukan dibawah suhu rekristalisasi dan
kadang-kadang berlangsung pada suhu ruang.
2.3.2 Casting
Pengecoran
(Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik
yang dimasukan kedalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku didalam cetakan
tersebut. Kemudian dikeluarkan atau dipecah-pecah untuk dijadikan komponen
mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk yang
kompleks
Pengecoran digunakan untuk mebentuk logm dalam kondisi
panas sesuai denga bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa
material logam cair atau plastik yang bisa meleleh (termoplastik), juga
material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan material lain yang
dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi kering akan berubah menjadi
kerasdalam cetakan, dan
terbakar dalam perapian. Proses pengecoran dibagi menjadi dua expandable (dapat diperluas) dan non expandable
(tidak dapat diperluas) mold castingPengecoran biasanya diawali dengan pembuatan cetakan dengan bahan pasir. Cetakan pasir bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin. Pembuatan cetakan secara manual dilakukan bila jumlah komponen yang akan dibuat jumlahnya terbatas, dan banyak variasinya. Pembuatan cetakan tangan dengan dimensi yang besar dapat menggunakan campuran tanah liat sebagai pengikat. Dewasa ini cetakan banyak dibuat secara mekanik dengan mesin agar lebih presisi serta dapat diproduk dalam jumlah banyak dengan kualitas yang sama baiknya
BAB
III
KESIMPULAN
·
Logam adalah salah satu jenis material dari kelompok Materals Engineering.
·
Bijih
besi (iron ore) yang ditambang dari
alam ini merupakan material utama pembuatan besi dan baja
· Pada dasarnya, proses pembuatan benda kerja logam
dapat dikelompokkan menjadi :
1. Proses pengecoran.
2. Proses pembentukan.
3. Proses pemotongan.
4. Proses penyambungan atau penyatuan.
5. Proses perlakuan phisis.
6. Proses penyelesaian atau pengerjaan akhir.
·
Ada dua macam
proses pengerjaan logam :
A. Forming Operation
a.
Forging
b.
Rolling
c.
Extrusion
d.
Drawing
B. Casting
a.
Sand casting
b.
Die casting
c.
Investment casting
d.
Lost foam casting
e.
Continuous casting
Potoutusan Group
August 30, 2019
CB Blogger
IndonesiaMakalah Bahan Logam dan Prosesnya
Posted by
Potoutusan Group on Friday, August 30, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Logam
atau metal adalah material (sebuah unsur, senyawa, atau paduan) yang biasanya keras tak tembus cahaya, berkilau, dan memiliki konduktivitas listrik dan termal yang baik. Logam umumnya dapat ditempa atau ditekan
permanen hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak dan juga fusibel (bisa dilelehkan) dan ulet (dapat ditarik hingga
membentuk kawat halus). Sekitar 91 dari 118 unsur dalam tabel periodik adalah logam,
sisanya adalah nonlogam atau metaloid. Beberapa unsur
menunjukkan sifat baik logam dan nonlogam sekaligus.
Logam-logam
tersebut diantaranya adalah besi, alumunium, perunggu, timah, kobalt seng dan
logam yang lainnya. Aneka jenis logam tersebut dapat tercipta langsung dari
alam atau dapat juga sengaja dibuat manusia dengan metode pencampuran aneka
logam yang ada untuk menghasilkan logam baru yang lebih kuat dan tahan korosi.
Logam
memiliki peranan penting dalam peradaban manusia dan telah dimanfaatkan
oleh manusia sejak berabad lamanya. Bahkan kita mengenal istilah zaman
perunggu, zaman besi. Sebagai contoh tanpa sumbangsih dari dunia metalurgi (pengolahan
metal), kita tak akan pernah kenal dengan musik rock, musik metalik.
Karena senar gitar yang dimainkan dalam gambar ini adalah produk dari
teknologi yang sangat kompleks. Inti dari senar dibuat dari baja lunak,
dengan memvariasikan kekerasan dan kelenturannya , bisa menghasilkan bunyi
yang berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bahan dari pembuatan logam?
2. Bagaimana proses pembuatan logam
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk mengetahui bahan dari pembuatan logam serta bagaimana proses
pembuatan logam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Klasifikasi Logam
Logam adalah salahsatu jenis material dari kelompok Materals Engineering. Dan untuk
klasifikasi dari logam dan paduannya (metal
alloys) adalah sebagai berikut:
Metal Alloys
|
|||||||||
Ferrous
|
|
Non Ferrous
|
|||||||
Carbon Steel
|
Cast iron
|
1. Copper & It's Alloys
|
|||||||
Low Alloy
|
Hight Alloy
|
|
1. Gray iron
|
2. Alumunium & It's Alloys
|
|||||
Low Carbon
|
Medium carbon
|
Hight Carbon
|
Stainless
|
2. Ductile (nodular) Iron
|
3. Magnesium & It's Alloys
|
||||
1. Plain
|
1. Plain
|
1. Tool
|
Tool
|
3. White Iron
|
4. Titanium & It's Alloys
|
||||
2. Hight
|
2. Heat
|
2. Plai
|
4. Malleable Iron
|
5. The refractory Metals
|
|||||
3. Strenght
|
3. Treatable
|
||||||||
4. Low
|
|||||||||
5. Carbon
|
1. Logam Ferro ( Carbon Steel & Cast Iron) komposisi karbon dalam besi
dan baja
Besi dan baja
tersusun sebagian besarnya dari unsur ferrous
(Fe)dan kemudian unsur karbon (C) yang membentuk larutan padat/paduan Fe-C.
Perbedaan antara besi dan baja jika ditinjau dari kadar karbon (C) dalam
larutan padat (solute solution) Fe-C
adalah baja memiliki komposisi karbon diatas 0% - 2% C. atau dalam buku yang
lain menjelaskan bahwa baja memiliki komposisi kaarbon maksimum 1,65% C.
Besi (cast iron) memiliki komposisi karbon
diatas 1,65% sampai maksimum 6,67% C. umumnya cast irons memiliki kurang lebih 3% sampai 4,5%.
2. Bijih besi (iron ore)
Bijih besi (iron ore) yang ditambang dari alam ini
merupakan material utama pembuatan besi dan baja yang kemudian dalanjutkan
dengan proses peleburan dalam tungku atau dapur peleburan (furnance). Iron ore diproses lebih dahulu untuk dijadikan besi
spons/pelat lalu dilanjutkan proses peleburan didalam tanur/dapur tinggi (blast furnance). Hasil dari peleburan
dari blast furnance adalah besi kasar
(pig iron) yang dalam keadaan cair
dimasukan kedalam furnance lain untuk
dijadikan cast iron atau steel
Iron ore yang ditambang dari alam ada beberapa macam, diantaranya
:
1.
Ferro Carbon/Siderit (FeCO3)
a.
Kandungan Fe anatar 33%-58%
b.
Tidak mengandung unsur P
c.
Berbentuk kristal pasir
d.
Berwarna kuning muda
e.
Dalam udara mudah terbentuk Fe(OH)3 yang berwarna biru
kehitaman
f.
Mudah direduksi
2.
Sperosiderit (FeCO3 + tanah liat)
a.
Berbentuk butiran halus
b.
Mudah direduksi
c.
Mengandung unsur P
3.
Batu Besi Merah (2Fe2O33H2O)
a.
Berbentuk batun
b.
Mengandung 33% Fe
c.
Mengandung unsur P
4.
Hematite (Fe2O3)
a.
Ada yang berbentuk batu yang bisa ditemui di Sulawesi Tengah yang
mengandung : 49%-69% Fe, 0,3% N, 0,096% S, 0,041% P
b.
Ada yang berbentuk butiran halus dan tanah liat yang bisa ditemui di
Teluk Bone yang mengandung 49%-68% Fe, 3,29% Cr, 0,73% Ni, 0,45% Mn, 0,07% C,
da sedikit sekali unsur P
5.
Magnetite (Fe3O4)
a.
Mengandung 77% Fe
b.
Warna hijau kehitaman
c.
Sedikti mengandung unsur P
d.
Dapat direduksi dengan dipanaskan FeO4 dipanaskan menjadi FeO3
+ FeO
6.
Pasir Besi
Hitam (Fe3O4)
a.
Kandungan Fe < 30%
b.
Mengandung 11% TiO2
2.2 Dasar-dasar Proses Pembuatan
Dasar dari Teknologl Mekanik adalah penyelesaian
proses logam dan non logam dari bentuk bijih besi (raw material) menjadi barang
yang dapat digunakan. Hampir semua logam dibuat mula-mula dalam bentuk balok
"ingot" (ingot casting) hasil proses pemurnian logam dari bijihnya,
yang kemudian merupakan bahan baku untuk proses selanjutnya. Proses ini
menyangkut penyelesaian suatu bahan yang mula-mula dicetak dalam suatu cetakan
kemudian dengan proses lain dibentuk, dipotong, dihaluskan, disambung atau
dirubah sifat phisisnya menjadi produk yang dikehendaki.
Pada
dasarnya, proses pembuatan benda kerja logam dapat dikelompokkan menjadi :
1. Proses pengecoran.
2. Proses pembentukan.
3. Proses pemotongan.
4. Proses penyambungan atau penyatuan.
5. Proses perlakuan phisis.
6. Proses penyelesaian atau pengerjaan akhir.
1.Proses
Pengecoran.
Proses pengecoran adalah suatu proses pembuatan yang
pada dasarnya merubah bentuk logam dengan cara mencairkan logam, kemudian dimasukkan
kedalam suatu cetakan dengan dtuang atau ditekan. Di dalam cetakan ini logam
cair akan membeku dan menyusut.
2. Proses Pembentukan
Proses
pembentukan logam adalah suatu proses pembuatan yang pada dasarnya dilakukan
dengan memberikan gaya luar (menekan, memadatkan menarik dsb.)
hingga berubah bentuk secara plastis. Bahan logam sebelumnya dapat dipanaskan
terlebih dahulu sampai mencapai batas tertentu atau logam tetap dingin dalam
arti dibawah batas temperatur
tertentu tsb. Kondisi pertama disebut proses pengerjaan panas (Hot Working
Process), sedang yang terakhir disebut proses pengerjaan dingin (Cold Working
Process).
Proses pembentukan ini memerlukan mesin-mesin dari
jenis ringan sampai berat, menghasilkan kekuatan tambahan, cocok untuk produksi
banyak, tetapi ketelitian bentuk serta ukuran sulit didapat kecuali dengan
teknologi khusus.
3. Proses Pemotongan
Proses pemotongan logam adalah proses pembuatan yang
menggunakan mesin-mesin perkakas potong untuk mendapatkan bentuk yang digunakan
dengan membuang sebagian material, sedang perkakas potongnya dibuat dari bahan yang lebih keras
dari pada logam yang dipotong.
Contoh
mesin : perkakas ini antara lain mesin bubut, mesin sekrap, mesin drill, mesin
freis dan lain-lain, sedang perkakas potongnya antara lain dari jenis HSS,
karbida dll. Proses
pemotongan ini dapat merupakan proses penyelesaian dari suatu produk dan dapat
juga merupakan. proses yang masih memerlukan proses pengerjaan lainnya.
4. Proses Penyambungan
Proses
ini sering diartikan pengelasan, tetapi sebenarnya pengelasan tersebut
merupakan bagian dari proses penyambungan. Pada dasarnya proses ini dapat
dilakukan tanpa atau dengan mencairkan logam yang disambung, dengan atau tanpa
logam pengisi, dengan atau tanpa tekanan dan dengan perekat atau adhesive.
Contoh
proses ini antara lain : pengelasan, solder, pengelingan dan lain-lain. Proses
penyambungan ini dapat dilakukan apabila komponen yang akan disambung sudah
melalui tahapan-tahapan proses yang disyaratkan, misalnya : pembersihan,
persiapan pada ujung yang akan disambung ataupun proses pengerjaan mesin
lainnya.
5. Proses Perlakuan
Phisi
Proses
perlakuan phisis adalah proses pengerjaan dengan jalan merubah sifat-sifat
phisis dari logam tanpa adanya perubahan bentuk fisik, seperti : proses
perlakuan panas (Heat Treatment), benturan peluru (Shot Peening) dan lain-lain.
6.
Proses Penyelesaian
Proses
ini digunakan untuk memberikan kondisi permukaan tertentu dari benda jadi
(produk), sehingga terjadi perubahan dimensi yang sangat kecil. Secara
keseluruhan, bentuk dan ukuran boleh dikata tidak mengalami perubahan yang
berarti. Kondisi permukaan tertentu yang dimaksud adalah antara lain bewarna
mengkilat, pemeliharaan-pencegahan dari perubahan unsur serta bentuk permukaan,
melalui proses pengecatan, proses anoda, pelaplsan permukaan dengan unsur
tertentu dan lain-lain.
2.3 Metal Fabrication
Technique (teknik pembuatan logam)
Proses pembuatan logam memiliki klasifikasi antara
lain mengalami deformasi plastic dan perubahan bentuk, pengerjaan pasan, gaya
deformasi yang diperlukan adalah leih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak
seberapa. Pada pengerjaan dingin diperlukan gaya yang lebih besar, akan tetapi
kekuatan logam tersebut akan meningkat dengan cukup berarti. Ada dua macam
proses pengerjaan logam :
A. Forming Operation
a.
Forging
b.
Rolling
c.
Extrusion
d.
Drawing
B. Casting
a.
Sand casting
b.
Die casting
c.
Investment casting
d.
Lost foam casting
e.
Continuous casting
2.3.1 Metal Forming
Operation (proses pengerjaan logam)
Forming operation adalah proses pengerjaan logam
dimana bentuk dari logam awal diubah dengan melalui proses deformasi plastis.
Macam-macam dari proses ini adalah forging(tempa), rolling(penggilingan),
extrusion(ekstrusi), dan drawing(penggambaran) adalah macam-macam dari proses
forming operation secara umum saat ini.
Proses pengerjaan logam dilakukan pada dua cara,
yaitu proses pengerjaan panas dan proses pengerjaan dingin. Pada pengerjaan
panas dilakukan diatas suhu rekristalisasi atau diatas daerah pengerasan.
Sedangkan proses pengerjaan dingin dilakukan dibawah suhu rekristalisasi dan
kadang-kadang berlangsung pada suhu ruang.
2.3.2 Casting
Pengecoran
(Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik
yang dimasukan kedalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku didalam cetakan
tersebut. Kemudian dikeluarkan atau dipecah-pecah untuk dijadikan komponen
mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk yang
kompleks
Pengecoran digunakan untuk mebentuk logm dalam kondisi
panas sesuai denga bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa
material logam cair atau plastik yang bisa meleleh (termoplastik), juga
material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan material lain yang
dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi kering akan berubah menjadi
kerasdalam cetakan, dan
terbakar dalam perapian. Proses pengecoran dibagi menjadi dua expandable (dapat diperluas) dan non expandable
(tidak dapat diperluas) mold castingPengecoran biasanya diawali dengan pembuatan cetakan dengan bahan pasir. Cetakan pasir bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin. Pembuatan cetakan secara manual dilakukan bila jumlah komponen yang akan dibuat jumlahnya terbatas, dan banyak variasinya. Pembuatan cetakan tangan dengan dimensi yang besar dapat menggunakan campuran tanah liat sebagai pengikat. Dewasa ini cetakan banyak dibuat secara mekanik dengan mesin agar lebih presisi serta dapat diproduk dalam jumlah banyak dengan kualitas yang sama baiknya
BAB
III
KESIMPULAN
·
Logam adalah salah satu jenis material dari kelompok Materals Engineering.
·
Bijih
besi (iron ore) yang ditambang dari
alam ini merupakan material utama pembuatan besi dan baja
· Pada dasarnya, proses pembuatan benda kerja logam
dapat dikelompokkan menjadi :
1. Proses pengecoran.
2. Proses pembentukan.
3. Proses pemotongan.
4. Proses penyambungan atau penyatuan.
5. Proses perlakuan phisis.
6. Proses penyelesaian atau pengerjaan akhir.
·
Ada dua macam
proses pengerjaan logam :
A. Forming Operation
a.
Forging
b.
Rolling
c.
Extrusion
d.
Drawing
B. Casting
a.
Sand casting
b.
Die casting
c.
Investment casting
d.
Lost foam casting
e.
Continuous casting
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Semoga Bermanfaat
ReplyDelete