Friday, August 23, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
dentitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas
sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari
bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana
di jelaskan di atas maka Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat di pisahkan dengan
jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu
bangsa.
Identitas adalah tanda pengenal.
Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang identitas, yang diketahui oleh hampir semua
orang. Pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian
bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai
kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Identitas Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut,
sehingga identitas Nasional mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
Bangsa pada hakikatnya adalah
sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses
sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk
bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu
kesatuan nasional.
Dalam penyusunan makalah ini
digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat membantu mengatasi masalah
tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
B.
Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksut dengan identitas
nasional ?
2. apa saja unsur-unsur identitas
nasional ?
3. apa saja faktor-faktor pembentuk
identitas nasional ?
4. apa yang dimaksut dengan parameter
identitas nasional ?
5. bagaimana keterkaitan globalisasi
dengan identitas nasional ?
C.
Tujuan
1. mengetahui pengertian identitas nasional
2. mengetahui apa saja unsur-unsur
identitas nasional
3. mengetahui faktor-faktor pembentuk
identitas nasional
4. mengetahui pengertian dari parameter
identitas nasional
5. mengetahui bagaimana keterkaitan
globalisasi dengan identitas nasional
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Identitas Nasional
Identitas
nasional pada hakikatnya merupakan “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan
ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan
bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya” Kata identitas berasal dari bahasa
Inggris Identity yang memiliki pengertian harafiah ciri-ciri,
tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau suatu yang
membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi identitas adalah sifat
khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri, golongan sendiri,
kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada
pengertian ini identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku
pula pada suatu kelompok. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang
melekat pada kelompok-kelompok yang kebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non
fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok
inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitasbangsa atau identitas
nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action)
yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari
kemunculan konsep nasionalisme.
2.
Unsur-Unsur
Identitas Nasional
Identitas
nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu
merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentukan identitas yaitu suku bangsa,
agama, kebudayaan dan bahasa.
1) Suku
bangsa : adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang mana coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300
dialek bahasa.
2) Agama
: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang tumbuh
dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha
dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agam
resmi negara namun sejak pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, istilah agama
resmi negara dihapuskan.
3) Kebudayaan,
adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunaan
oleh pendukungpendukung untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi
dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk
kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4) Bahasa : merupakan unsur pendukung identitas
nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara
arbiter dibentuk atas unsurunsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia
Dari
unsur-unsur Identitas nasionak tersebut diatas dapat dirumuskan pembagiannya
menjadi dua bagian sebagai berikut :
1) Identitas
Fundamental; yaitu pancasila yang merupakan falsafat bangsa, dasar negaram dan
ideilogi negara
2) Identitas
instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata Perundang-undangan, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”
3.
Faktor-Faktor
Pembentuk Identitas Nasional
a. Primordialisme
Ikatan
kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa dan
adat istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk
bangsa-bangsa. Primordialisme tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama,
tetapi juga melahirkan persepsi yang sama tentang masyarakat negara yang
dicita-citakan
Walaupun
ikatan kekerabatan dan kesamaan budaya itu tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa,
karena mungkin ada factor yang lain yang lebih menonjol, namun kemajemukan
secara budaya mempersukar pembentukan suatu nasionalisme baru (bangsabangsa)
karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai.
b. Keagamaan
(Sakralitas Agama)
Kesamaan
agama yang dipeluk oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi doktriner yang
kuat dalam suatu masyarakat merupakan faktor sakral yang dapat membentuk
bangsa-negara. Ajaran-ajaran agama dan ideologi doktriner tidak menggambarkan
semata-mata bagaimana seharusnya hidup (dalam hal ini cara hidup yang
suci, agama menjanjikan surga, ideologi doktriner menjanjikan masyarakat
tanpa kelas), karena menggambarkan cara hidup yang seharusnya dan tujuan
suci. Walaupun kesamaan agama atau ideologi tidak menjamin bagi terbentuknya
suatu bangsa-negara, sebagaimana ditunjukkan dengan kenyataan lebih dari
sepuluh Negara Arab untuk Islam, puluhan negara Amerika Latin untuk Katholik,
dan sejumlah negara komunis, namun faktor ini ikut menyumbangkan bagi
terbentuknya satu nasionalitas.
c.
Pemimpin Bangsa
Kepemimpinan
dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat
dapat pula menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara. Pemimpin ini
menjadi panutan sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang pemimpin,
dan ia dianggap sebagai "penyambung lidah" masyarakat. Berdasarkan
masyarakat yang tengah membebaskan diri dari belenggu penjajahan, biasanya
muncul pemimpin yang kharismatik untuk menggerakkan massa rakyat mencapai
kemerdekaannya. Kemudian pemimpin ini muncul sebagai simbol persatuan bangsa,
seperti tokoh dwitunggal Soskarno-Hatta di Indonesia dan Joseph Bros Tito di
Yugoslavia.
d. Sejarah
Bangsa
Persepsi
yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan/atau persepsi yang sama tentang
pengalaman masa lalu seperti penderitaan yang sama yang disebabkan dengan
penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas (sependeritaan dan
sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama antar kelompok
masyarakat.
Solidaritas,
tekad, dan tujuan yang sama itu dapat menjadi identitas yang menyatukan mereka
sebagai bangsa sebab hal-hal ini akan membentuk konsep ke-kita-an dalam
masyarakat. Sejarah tentang asal-usul dan pengalaman masa lalu ini biasanya dirumuskan
(cenderung didramatisasikan), dan disosialisasikan kepada seluruh anggota
masyarakat melalui media massa (film dokumenter, film cerita, dan drama melalui
televisi dan radio). Khusus bagi generasi baru, konsep sejarah ini disampaikan
melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah dalam mata ajaran Sejarah
Perjuangan Bangsa (Sejarah Nasional).
e. Perkembangan
Ekonomi
Perkembangan
ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan yang beraneka
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan semakin bervariasi
kebutuhan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat saling bergantung di antara
berbagai jenis pekerjaan. Setiap orang bergantung pada pihak lain dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Semakin kuat suasana saling bergantung antaranggota
masyarakat karena perkembangan ekonomi maka semakin besar pula solidaritas dan
persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang ditimbulkan dengan perkembangan
ekonomi itu disebutkan oleh pula sebagai solidaritas organis. Hal ini berlaku
dalam masyarakat industri maju, seperti Eropa Barat, Jepang, dan Amerika Utara.
4.
Parameter
Identitas Nasional
Parameter
identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yarg dapat digunakan untuk
menyatakan sesuatu adalah menjadi cirri khas suatu bangsa. Sesuatu yang diukur
adalah unsur suatu identitas scperti kebudayaari yang menyangkut norma, bahasa,
adat istiadat dan teknologi, sesuatu yang alami atau ciri yang sudah terbentuk
seperti geografis.
Sesuatu
yang terjadi dalam suatu inasyarakat dan mencari ciri atau identitas nasional
biasanya mempunyai indikator sebagai berikut :
1. Identitas
nasional menggambarkan pola perilaku yang teruujud niclalui aktivitasmasyarakat
sehari-harinya. Identitas ini menyangkut adatistiadat, tatakelakuan, dan
kebiasaan. Ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan gotong royong merupakan
salah satu identitas nasional yang bersumber dari adat-istiadat dan tata
kelakuan.
2. Lambang-lambang
yang merupakan ciri dari bangsa dan sccara simbolis menggambarkan tujuan dan
fungsi bangsa. Lambang-lambang ncgara ini biasanyadinyatakan dalam
undang-undang seperti Garuda Pancasila, bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.
3. Alat-alat
pelengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan,
teknologi, dan peralatan manusia. Identitas yang berasal dari alat perlengkapan
ini seperti bangunan yang merupakan tempat ibadah (borobudur, prambanan, masjid
dan gereja), peralatan manusia (pakaian adal, teknologi bercocok tanam), dan
teknologi (pesawat terbang, kapal laut, dan lain-lain).
4. Tujuan
yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas yang bersumber dari tujuan ini
bersifat dinamis dan tidak tetap seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang
tertentu, seperti di Indonesia dikenal dengan bulu tangkis.
5.
Keterkaitan
Globalisasi Dengan Identitas Nasional
Dengan
adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan
negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian kecenderungan
munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi semakin sering terjadi.
Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain terkait dengan masalah narkotika,
pencucian uang (money laundering), peredaran dokumen keimigrasian palsu
dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya
bangsa yang selama ini dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini ditunjukkan
dengan semakin merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika sehingga
sangat merusak kepribadian dan moral bangsa khususnya bagi generasi penerus
bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat dibendung maka akan mengganggu terhadap ketahanan
nasional di segala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya
nilai-nilai identitas nasional.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas
nasional pada hakikatnya merupakan “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan
ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan
bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya”. Unsur-unsur pembentuk identitas
nasional yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, bahasa. Faktor-faktor pembentuk
identitas nasional yaitu primordialisme,
keagamaan (sakralitas agama), pemimpin bangsa, sejarah bangsa, perkembangan
ekonomi. Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan
yarg dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi cirri khas suatu
bangsa. Sesuatu yang diukur adalah unsur suatu identitas scperti kebudayaari
yang menyangkut norma, bahasa, adat istiadat dan teknologi, sesuatu yang alami
atau ciri yang sudah terbentuk seperti geografis.
B. Saran
Identitas
nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan
keunika-keunikan dari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus menanamkan
akan cinta tanah air yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan
terhadap atura-aturan yang telah ditetapkan serta mengamalkan nilai-nilai yang
sudah tertera dengan jelas di dalam pancasila yang dijadikan sebagai falsafah
dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan keunikan inilah, Indonesia menjadi
suatu bangsa yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain dan itu semua tidak
akan pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan dari warga Indonesia itu
sendiri untuk tetap menjaga nama baik bangsanya.
Daftar Pustaka
Potoutusan Group August 23, 2019 CB Blogger Indonesia
Makalah Identitas Nasional
Posted by
Potoutusan Group on Friday, August 23, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
dentitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas
sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari
bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana
di jelaskan di atas maka Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat di pisahkan dengan
jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu
bangsa.
Identitas adalah tanda pengenal.
Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang identitas, yang diketahui oleh hampir semua
orang. Pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian
bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai
kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Identitas Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut,
sehingga identitas Nasional mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
Bangsa pada hakikatnya adalah
sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses
sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk
bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu
kesatuan nasional.
Dalam penyusunan makalah ini
digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat membantu mengatasi masalah
tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
B.
Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksut dengan identitas
nasional ?
2. apa saja unsur-unsur identitas
nasional ?
3. apa saja faktor-faktor pembentuk
identitas nasional ?
4. apa yang dimaksut dengan parameter
identitas nasional ?
5. bagaimana keterkaitan globalisasi
dengan identitas nasional ?
C.
Tujuan
1. mengetahui pengertian identitas nasional
2. mengetahui apa saja unsur-unsur
identitas nasional
3. mengetahui faktor-faktor pembentuk
identitas nasional
4. mengetahui pengertian dari parameter
identitas nasional
5. mengetahui bagaimana keterkaitan
globalisasi dengan identitas nasional
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Identitas Nasional
Identitas
nasional pada hakikatnya merupakan “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan
ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan
bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya” Kata identitas berasal dari bahasa
Inggris Identity yang memiliki pengertian harafiah ciri-ciri,
tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau suatu yang
membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi identitas adalah sifat
khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri, golongan sendiri,
kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada
pengertian ini identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku
pula pada suatu kelompok. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang
melekat pada kelompok-kelompok yang kebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non
fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok
inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitasbangsa atau identitas
nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action)
yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari
kemunculan konsep nasionalisme.
2.
Unsur-Unsur
Identitas Nasional
Identitas
nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu
merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentukan identitas yaitu suku bangsa,
agama, kebudayaan dan bahasa.
1) Suku
bangsa : adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang mana coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300
dialek bahasa.
2) Agama
: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang tumbuh
dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha
dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agam
resmi negara namun sejak pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, istilah agama
resmi negara dihapuskan.
3) Kebudayaan,
adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunaan
oleh pendukungpendukung untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi
dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk
kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4) Bahasa : merupakan unsur pendukung identitas
nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara
arbiter dibentuk atas unsurunsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia
Dari
unsur-unsur Identitas nasionak tersebut diatas dapat dirumuskan pembagiannya
menjadi dua bagian sebagai berikut :
1) Identitas
Fundamental; yaitu pancasila yang merupakan falsafat bangsa, dasar negaram dan
ideilogi negara
2) Identitas
instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata Perundang-undangan, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”
3.
Faktor-Faktor
Pembentuk Identitas Nasional
a. Primordialisme
Ikatan
kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa dan
adat istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk
bangsa-bangsa. Primordialisme tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama,
tetapi juga melahirkan persepsi yang sama tentang masyarakat negara yang
dicita-citakan
Walaupun
ikatan kekerabatan dan kesamaan budaya itu tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa,
karena mungkin ada factor yang lain yang lebih menonjol, namun kemajemukan
secara budaya mempersukar pembentukan suatu nasionalisme baru (bangsabangsa)
karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai.
b. Keagamaan
(Sakralitas Agama)
Kesamaan
agama yang dipeluk oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi doktriner yang
kuat dalam suatu masyarakat merupakan faktor sakral yang dapat membentuk
bangsa-negara. Ajaran-ajaran agama dan ideologi doktriner tidak menggambarkan
semata-mata bagaimana seharusnya hidup (dalam hal ini cara hidup yang
suci, agama menjanjikan surga, ideologi doktriner menjanjikan masyarakat
tanpa kelas), karena menggambarkan cara hidup yang seharusnya dan tujuan
suci. Walaupun kesamaan agama atau ideologi tidak menjamin bagi terbentuknya
suatu bangsa-negara, sebagaimana ditunjukkan dengan kenyataan lebih dari
sepuluh Negara Arab untuk Islam, puluhan negara Amerika Latin untuk Katholik,
dan sejumlah negara komunis, namun faktor ini ikut menyumbangkan bagi
terbentuknya satu nasionalitas.
c.
Pemimpin Bangsa
Kepemimpinan
dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat
dapat pula menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara. Pemimpin ini
menjadi panutan sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang pemimpin,
dan ia dianggap sebagai "penyambung lidah" masyarakat. Berdasarkan
masyarakat yang tengah membebaskan diri dari belenggu penjajahan, biasanya
muncul pemimpin yang kharismatik untuk menggerakkan massa rakyat mencapai
kemerdekaannya. Kemudian pemimpin ini muncul sebagai simbol persatuan bangsa,
seperti tokoh dwitunggal Soskarno-Hatta di Indonesia dan Joseph Bros Tito di
Yugoslavia.
d. Sejarah
Bangsa
Persepsi
yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan/atau persepsi yang sama tentang
pengalaman masa lalu seperti penderitaan yang sama yang disebabkan dengan
penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas (sependeritaan dan
sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama antar kelompok
masyarakat.
Solidaritas,
tekad, dan tujuan yang sama itu dapat menjadi identitas yang menyatukan mereka
sebagai bangsa sebab hal-hal ini akan membentuk konsep ke-kita-an dalam
masyarakat. Sejarah tentang asal-usul dan pengalaman masa lalu ini biasanya dirumuskan
(cenderung didramatisasikan), dan disosialisasikan kepada seluruh anggota
masyarakat melalui media massa (film dokumenter, film cerita, dan drama melalui
televisi dan radio). Khusus bagi generasi baru, konsep sejarah ini disampaikan
melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah dalam mata ajaran Sejarah
Perjuangan Bangsa (Sejarah Nasional).
e. Perkembangan
Ekonomi
Perkembangan
ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan yang beraneka
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan semakin bervariasi
kebutuhan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat saling bergantung di antara
berbagai jenis pekerjaan. Setiap orang bergantung pada pihak lain dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Semakin kuat suasana saling bergantung antaranggota
masyarakat karena perkembangan ekonomi maka semakin besar pula solidaritas dan
persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang ditimbulkan dengan perkembangan
ekonomi itu disebutkan oleh pula sebagai solidaritas organis. Hal ini berlaku
dalam masyarakat industri maju, seperti Eropa Barat, Jepang, dan Amerika Utara.
4.
Parameter
Identitas Nasional
Parameter
identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yarg dapat digunakan untuk
menyatakan sesuatu adalah menjadi cirri khas suatu bangsa. Sesuatu yang diukur
adalah unsur suatu identitas scperti kebudayaari yang menyangkut norma, bahasa,
adat istiadat dan teknologi, sesuatu yang alami atau ciri yang sudah terbentuk
seperti geografis.
Sesuatu
yang terjadi dalam suatu inasyarakat dan mencari ciri atau identitas nasional
biasanya mempunyai indikator sebagai berikut :
1. Identitas
nasional menggambarkan pola perilaku yang teruujud niclalui aktivitasmasyarakat
sehari-harinya. Identitas ini menyangkut adatistiadat, tatakelakuan, dan
kebiasaan. Ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan gotong royong merupakan
salah satu identitas nasional yang bersumber dari adat-istiadat dan tata
kelakuan.
2. Lambang-lambang
yang merupakan ciri dari bangsa dan sccara simbolis menggambarkan tujuan dan
fungsi bangsa. Lambang-lambang ncgara ini biasanyadinyatakan dalam
undang-undang seperti Garuda Pancasila, bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.
3. Alat-alat
pelengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan,
teknologi, dan peralatan manusia. Identitas yang berasal dari alat perlengkapan
ini seperti bangunan yang merupakan tempat ibadah (borobudur, prambanan, masjid
dan gereja), peralatan manusia (pakaian adal, teknologi bercocok tanam), dan
teknologi (pesawat terbang, kapal laut, dan lain-lain).
4. Tujuan
yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas yang bersumber dari tujuan ini
bersifat dinamis dan tidak tetap seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang
tertentu, seperti di Indonesia dikenal dengan bulu tangkis.
5.
Keterkaitan
Globalisasi Dengan Identitas Nasional
Dengan
adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan
negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian kecenderungan
munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi semakin sering terjadi.
Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain terkait dengan masalah narkotika,
pencucian uang (money laundering), peredaran dokumen keimigrasian palsu
dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya
bangsa yang selama ini dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini ditunjukkan
dengan semakin merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika sehingga
sangat merusak kepribadian dan moral bangsa khususnya bagi generasi penerus
bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat dibendung maka akan mengganggu terhadap ketahanan
nasional di segala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya
nilai-nilai identitas nasional.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas
nasional pada hakikatnya merupakan “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan
ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan
bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya”. Unsur-unsur pembentuk identitas
nasional yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, bahasa. Faktor-faktor pembentuk
identitas nasional yaitu primordialisme,
keagamaan (sakralitas agama), pemimpin bangsa, sejarah bangsa, perkembangan
ekonomi. Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan
yarg dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi cirri khas suatu
bangsa. Sesuatu yang diukur adalah unsur suatu identitas scperti kebudayaari
yang menyangkut norma, bahasa, adat istiadat dan teknologi, sesuatu yang alami
atau ciri yang sudah terbentuk seperti geografis.
B. Saran
Identitas
nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan
keunika-keunikan dari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus menanamkan
akan cinta tanah air yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan
terhadap atura-aturan yang telah ditetapkan serta mengamalkan nilai-nilai yang
sudah tertera dengan jelas di dalam pancasila yang dijadikan sebagai falsafah
dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan keunikan inilah, Indonesia menjadi
suatu bangsa yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain dan itu semua tidak
akan pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan dari warga Indonesia itu
sendiri untuk tetap menjaga nama baik bangsanya.
Daftar Pustaka
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment